
23/01/2025
Jibot dan Truk Beras
Pagi itu, suasana di kampung Mia begitu sibuk. Sebuah truk besar berhenti di depan warung kelontong, membawa muatan penuh karung beras untuk didistribusikan ke beberapa rumah. Sementara Mia berbicara dengan tetangga, Jibot berjalan-jalan di sekitar truk, tertarik dengan bau khas beras yang menyeruak.
“Awas, Jibot! Jangan dekat-dekat truk itu!” seru Mia sambil memegang belanjaannya. Namun, Jibot tidak menghiraukan peringatan Mia.
Dengan lincah, Jibot melompat ke atas salah satu karung beras yang ditumpuk tinggi. Ia merasa nyaman di sana, seolah sedang duduk di atas singgasana empuknya. Tapi tanpa disadari oleh siapa pun, supir truk menyalakan mesin dan mulai melaju.
“Jibot!” teriak Mia, menyadari kucingnya ikut terbawa di atas truk.
Truk beras melaju perlahan keluar dari kampung, menuju kota kecil di seberang bukit. Jibot yang awalnya menikmati perjalanan di atas tumpukan karung mulai panik saat merasakan truk berguncang dan melaju semakin cepat. Ia berusaha mengeong keras, tetapi suara mesinnya terlalu bising untuk didengar.
Setelah beberapa waktu, truk berhenti di sebuah pasar kecil di kota. Ketika para pekerja mulai menurunkan karung-karung beras, mereka kaget melihat seekor kucing oranye melompat turun dan berlari ke arah tenda-tenda makanan.
“Eh, dari mana kucing ini?” tanya salah satu pekerja sambil tertawa.
Jibot yang kelaparan mencari tempat untuk berlindung. Ia akhirnya berhenti di depan sebuah warung pecel lele. Pemilik warung, seorang wanita tua bernama Bu Marni, merasa kasihan dan memberinya sepotong kecil ikan.
“Aduh, kucing kecil, kamu tersesat, ya?” kata Bu Marni sambil mengelus kepala Jibot.
Sementara itu, Mia yang panik meminta bantuan tetangga untuk mengejar truk itu dengan sepeda motor. Setelah bertanya-tanya di sepanjang jalan, Mia akhirnya tiba di pasar kecil tempat truk itu berhenti.
“Maaf, apakah ada yang melihat kucing oranye kecil?” tanya Mia dengan cemas.
“Oh, kucing itu? Tadi dia lari ke arah warung pecel lele,” jawab seorang pedagang.
Mia langsung menuju warung itu dan melihat Jibot sedang duduk santai di bawah meja, menikmati ikan pemberian Bu Marni. “Jibot! Kamu bikin aku khawatir sekali!” seru Mia sambil menggendongnya.
Bu Marni tersenyum. “Kucingmu ini pintar sekali, Mbak. Dia tahu ke mana harus pergi untuk cari makanan.”
Mia tertawa lega, sambil mengucapkan terima kasih kepada Bu Marni. Sepanjang perjalanan p**ang, Mia menggendong Jibot erat-erat sambil berkata, “Kamu benar-benar s**a petualangan, ya, Jibot? Tapi jangan coba-coba naik truk lagi, ya!”
Jibot hanya mengeong kecil, seolah berkata, “Petualanganku belum selesai, tapi aku senang akhirnya p**ang.”