Manuk freefly

Manuk freefly freedom for palestine

08/01/2024

COMMON WHITETHROAT WALBLER
The common whitethroat or greater whitethroat (Curruca communis) is a common and widespread typical warbler which breeds throughout Europe and across much of temperate western Asia. This small passerine bird is strongly migratory, and winters in tropical Africa, Arabia, and Pakistan.

The English ornithologist John Latham described the common whitethroat in 1783 in his A General Synopsis of Birds but introduced the binomial name Sylvia communis in the supplement to this work which was published in 1787.The specific communis is Latin for "common". The common whitethroat is now placed in the genus Curruca that was introduced by the German naturalist Johann Matthäus Bechstein in 1802.

This species may appear to be closely related to the lesser whitethroat, the species having evolved only during the end of the last ice age similar to the willow warbler and chiffchaffs. However, researchers found the presence of a white throat is an unreliable morphological marker for relationships in Curruca, and the greater and lesser whitethroats are not closely related.A molecular phylogenetic study of the Sylviidae published in 2011 found that within the genus Curruca the common whitethroat and the lesser whitethroat are members of different clades and are thus not sister species.

Four subspecies are recognised:

C. c. communis (Latham, 1787) – breeds in Europe to north Turkey and north Africa; winters in west and central Africa
C. c. volgensis (Domaniewski, 1915) – breeds in southeast European Russia, west Siberia and north Kazakhstan; winters in east and south Africa
C. c. icterops (Ménétries, 1832) – breeds in central Turkey to Turkmenistan and Iran; winters in east and south Africa
C. c. rubicola (Stresemann, 1928) – breeds in mountains of central Asia; winters in east and south Africa

📜📝:wikipedia

Mohon maaf dalam beberapa hari akan ada sedikit keterlambatan dalam membalas interaksi dari teman2 dikarenakan ada jadwa...
29/12/2023

Mohon maaf dalam beberapa hari akan ada sedikit keterlambatan dalam membalas interaksi dari teman2 dikarenakan ada jadwal kerja yg diharuskan brngkat pagi smpai malam..
Namun akan tetap kami usahakan untuk sesegera mungkin singgah di beranda teman2 semuanya..

HAPPY NEW YEAR 2024

29/12/2023

White-spotted Bluethroat
(Luscinia Svecica Cyanecula)

📽️🎥: LukasPichVideo (YT)

28/12/2023

SIBERIAN RUBYTHROAT

Domain:Eukaryota
Kingdom:Animalia
Phylum:Chordata
Class:Aves
Order:Passeriformes
Family:Muscicapidae
Genus:Calliope
Species:C. calliope
Binomial name:Calliope calliope(Pallas, 1776)
Synonyms:Luscinia calliope

The Siberian rubythroat (Calliope calliope) is a small passerine bird first described by Peter Simon Pallas in 1776. It was formerly classed as a member of the thrush family, Turdidae, but is now more generally considered to be an Old World flycatcher of the family Muscicapidae. The Siberian rubythroat and similar small European species are often called chats

It is a migratory insectivorous species breeding in mixed coniferous forests with undergrowth in Siberia. It nests near the ground. It winters in Thailand, India, Indonesia and Bangladesh (See wintering range map). It is an extremely rare vagrant to Western Europe, having occurred on a very few occasions as far west as Britain. It is also an extremely rare vagrant to the Aleutian Islands, most notably on Attu Island.

This species is slightly larger than the European robin. It is plain brown above except for the distinctive black tail with red side patches. It has a strong white supercilium. The male has a red throat edged with a narrow black and then a broad white border. Females lack the brightly coloured throat and borders. The male has a song similar to a harder version of the garden warbler.

The Siberian rubythroat was previously placed in the genus Luscinia. A large molecular phylogenetic study published in 2010 found that Luscinia was not monophyletic. The genus was therefore split and several species including the Siberian rubythroat as the type species were moved to the reinstated genus Calliope. Calliope, from classical Greek meaning "beautiful-voiced", was one of the muses in Greek mythology and presided over eloquence and heroic poetry.

Thanks to:
📜📝: Wikipedia
📸📸: Wavethree(flickr)
🎥📽️: Johan sodercrantz,ratel(YT)
Palmiye Agaci 📌

25/12/2023

GREEN-WINGED SALTATOR
SALTATOR SIMILIS (D'Orbigny&Lafresnaye,1837)

Green-Winged saltator ( Saltator similis ) adalah spesies saltator dalam famili Thraupidae . Ia dijumpai di Argentina , Bolivia , Brazil , Paraguay , dan Uruguay , dan tersebar di cerrado selatan dan pantanal .

burung ini mempunyai dua subspesies yang dikenali:

Saltator similis similis (Orbigny & Lafresnaye, 1837) - tumbuh dari Bolivia timur hingga negara bagian Bahia di Brasil, selatan hingga Paraguay, Uruguay, dan Argentina Timur Laut;
Saltator similis ochraceiventris (Berlepsch, 1912) - terdapat di tenggara Brasil, dari selatan negara bagian São Paulo hingga Rio Grande do Sul .
Burung Brazil CBRO - 2015 (Piacentini dkk. 2015); ( Daftar periksa Clements , 2014); ITIS - (Sistem Informasi Taksonomi Terpadu - 2015).

📜: Wikipedia
📸: Vera lucia Rapcinski
🎥📌: Adlih

24/12/2023

Nama indonesia : Burung-madu Pengantin
Nama internasional : Van Hasselt's Sunbird
Nama binomial : Leptocoma brasiliana (J. F. Gmelin, 1788)

Burung-madu pengantin (Leptocoma brasiliana) adalah spesies burung berukuran kecil dari keluarga Nectariniidae, dari genus Nectarinia. Burung-madu pengantin memiliki nama berbeda di beberapa daerah seperti di Jawa Timur dikenal dengan sebutan kolibri ninja, di Jawa Tengah lebih dikenal dengan nama kolibri raja, sedangkan di Jawa Barat terkenal dengan kolibri tasik.

Burung yang bermahkotakan warna hijau metalik dengan bulu dada berwarna merah ini sanggup menirukan suara burung lain dengan fasih.

Deskripsi

Burung-madu pengantin memiliki tubuh berukuran kecil sekitar 9 sampai 10 cm dengan berat tubuh sekitar 5,2 sampai 7,5 g. Sekujur tubuhnya di dominasi dengan berwarna gelap. Untuk ciri-ciri kolibri ninja jantan: tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram. Perbedaannya dengan Burung-Madu mangrove: dada merah, tubuh lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri kolibri ninja betina: tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Mirip betina burung madu lain, tetapi lebih buram. Iris coklat, paruh dan hitam.

Penyebaran dan Ras

Burung-madu pengantin terdiri atas 5 sub-spesies secara global yang di akui dengan daerah penyebaran meliputi India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

* brasiliana (J. F. Gmelin, 1788) – Timur-laut India (Assam, Tripura, Manipur), Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia & Sumatra (termasuk pulau di sekitarnya, kecuali Simeulue), Jawa Barat dan Kalimantan.
* emmae (Delacour & Jabouille, 1928) – Cambodia, S Laos and S Vietnam (probably also this race in Tonkin).
* mecynorhyncha (Oberholser, 1912) – P. Simeulue (Sumatra Barat).
* eumecis (Oberholser, 1917) – Kep. Anambas, sebelah timur Semenanjung Malaysia.
* axantha (Oberholser, 1932) – Kep. Natuna Utara.

Catatan: Mengikuti Rasmussen & Anderton (2005), Burung-madu pengantin dipisah lebih lanjut menjadi Leptocoma sperata (Purple-throated Sunbird) dan L. brasilliana (Van Hasselt’s Sunbird). Ras endemik Filipina (henkei, sperata & juliae) masuk dalam spesies L. sperata, sedangkan 5 ras sisanya masuk dalam L. brasilliana.

Habitat

Pada umumnya, burung-madu pengantin lebih menyukai pinggir hutan, tempat terbuka dan habitat pinggiran lain, termasuk perkebunan karet. Kadang-kadang terlihat di hutan dataran rendah, hutan pantai, dan hutan bakau sampai ketinggian 200 m.

Makanan

Di alam liar burung-madu pengantin pada umumnya memakan biji-biji kecil, nektar, buah-buahan, serangga, laba-laba. Biasanya hidup sendirian atau berpasangan

Reproduksi

Ketika musim kawin tiba, burung-madu pengantin membuat sarang tergantung dari wilayah masing-masing yang sekitar Februari dan Mei di Bangladesh; Januari, Mei dan Juni di Jawa; Februari-Juli di Semenanjung Malaya dan April-Juni untuk Kalimantan dan Kalimantan Selatan. Telur 2 butir berwarna coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung menggantung terbuat dari akar dan serat diikat pada sarang laba-laba, tidak jauh dari permukaan tanah sekitar 1 sampai 6 meter.

📜 Wikipedia
📷 HBW, Ebird, Will Yan, Rogerio Rodrigues, Dave Bakewell, Steven Cheong, Chien N Lee, Zhong Ying Koay, Arpit Bansal, Natthaphat Chotjuckdikul, Mark Hogarth,





22/12/2023

Untuk sahabat semua mungkin ada yang ingin lebih mengenal tentang jenis2 burung bisa request nanti akan saya carikan referensi dan saya share disini..

20/12/2023

Kancilan Flores – Burung Kancilan Flores merupakan salah satu jenis burung kicau yang berasal dari keluarga Pachycephalidae dan Genus Pachycephala.

Burung yang lebih dikenal dengan sebutan Samyong ini merupakan salah satu burung endemik Indonesia dengan daerah persebaran hanya terfokus di kawasan Nusa Tenggara seperti Sumbawa dan Flores.

Kancilan flores alias samyong yang memiliki nama ilmiah Pachycephala Nudigula atau Bare-throated Whistler dapat dijumpai di dataran kawasan hutan perbukitan dengan rentang ketinggian 200 sampai 1730 mdpl.

Area alam liar yang dihuninya terletak cukup jauh dari pemukiman masyarakat seperti hutan primer, hutan sekunder, hutan basah, dan hutan pegunungan.

Kancilan flores alias Samyong tergolong berukuran sedang dengan panjang sekitar 19,5 cm. Warna tubuhnya terdiri dari hitam, hijau zaitun, kuning zaitun, dan merah.

Warna hitam tampak menutupi seluruh area kepala sampai dengan pangkal tenggorokan. Bagian tubuh yang diselimuti warna hijau zaitun tampak di bagian atas mulai dari tengkuk, punggung, kedua sayap, dan ekornya.

Pada bagian bawah tubuhnya mulai dari dada, perut, hingga tunggir terlihat berwarna kuning zaitun terang. Sedangkan di bagian tenggorokannya terlihat tidak ditumbuhi bulu dengan warna merah cerah. Paruhnya berukuran sedang, tipis, dan agak runcing.

Persebaran dan Jenis Kancilan Flores

Termasuk burung endemik atau hanya diketahui hidup di Nusa Tenggara Barat, terdapat dua sub-spesies, dengan daerah persebaran berbeda:

Ilsa (Rensch, 1928): Sumbawa, di bagian barat Sunda kecil. Ciri pembeda: secara keseluruhan warna bulu lebih terang; warna bulu pada tubuh bagian bawah lebih hijau-kekuningan.
Nudigula (E. J. O. Hartert, 1897): Flores, di bagian tengah sisi barat Sunda Kecil.

2 hari off buka fb tiba2 dapat notif sperti ini maksudnya apa ya??🎉 Facebook mengakui saya sebagai kreator naik daun pop...
19/12/2023

2 hari off buka fb tiba2 dapat notif sperti ini maksudnya apa ya??
🎉 Facebook mengakui saya sebagai kreator naik daun populer minggu ini!

19/12/2023

Nama indonesia: CENDRAWASIH RAJA
Nama internasioanal: KING BIRD-OF-PARADISE
Nama binomial: CICINNURUS REGIUS (linnaeus, 1758)

Burung cendrawasih raja atau king bird-of-paradise memiliki nama ilmiah Cicinnurus regius dan berasal dari famili Paradisaeidae. Berkerabat dengan cendrawasih-gagak halmahera (Lycocorax pyrrhopterus), bidadari halmahera (Semioptera wallacii), dan lainnya

burung Cenderawasih raja mempunyai ukuran badan sekitar 16 cm. Burung jantan berwarna merah tua terang dan putih dengan kaki berwarna biru terang dam memiliki bulu-bulu mirip kipas yang warna ujungnya hijau di pundaknya. Dua ekornya yang memanjang ujungnya berhiaskan uliran bulu hijau zamrud. Burung betina berwarna coklat dan bawahnya bergaris-garis.

Cenderawasih raja tersebar di seluruh hutan dataran rendah di pulau Papua dan pulau-pulau terdekat. Dalam bahasa Inggris, burung ini disebut dengan "living gem" ("permata hidup") yang merupakan burung Cenderawasih paling kecil dan berwarna-warni. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod.

Burung jantan akan membawakan tarian yang indah dengan mengayun-ayunkan ekornya, mengepak-ngepakkan bulu perut putihnya yang membuatnya mirip bola kapas dan bandul akrobatik.

Karena tersebar luas dan umum ditemukan di habitatnya, Cenderawasih raja dievaluasi berisiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.


16/12/2023

Nama indonesia: kerak basi alis hitam
Nama internasional: black browed reed warbler
Nama binomial: acrocephalus bistrigiceps (Swinhoe, 1860)
Status konservasi: Resiko rendah (IUCN)

Kerakbasi alis-hitam (Acrocephalus bistrigiceps) adalah spesies burung dalam famili Acrocephalidae. Burung ini berkembang biak di Asia timur laut dan saat musim dingin bermigrasi ke India, Cina selatan, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia dan di indonesia terutama dipulau sumatra dan jawa
Pernah terlihat juga di sumbawa dan bima.

Ciri-ciri Burung Kerakbasi Alis Hitam :

Ukuran tubuhnya sekitar 13 cm
Terdapat 2 alis trip hitam dan di tengah-tengahnya memiliki alis bewarna putih yang ke kuningan
Tubuh bagian bawahnya putih yang ke abu-abuan





14/12/2023

Nama indonesia: burung namdur polos
Nama internasional: Vogelkop Bowerbird
Nama binomial: Amblyornis inornatus

Burung Namdur Polos (Amblyornis inornatus) merupakan jenis burung yang masuk dalam keluarga Ptilonorhynchidae dan merupakan satwa endemik daratan Papua dan Australia. Burung Namdur terkalasifikasi dalam kategori beresiko rendah dalam Red List IUCN.
Oleh suku arfak moley di papua burung ini juga disebut "brecew" yang artinya burung pintar karna burung ini pandai meniru beragam suara seperti suara kucing,dan suara jenis burung lain

Burung ini memiliki kebiasaan unik saat musim kawin. Burung jantan akan membangun sebuah sarang yang tersusun dari daun dan ranting dengan gaya arsitektur yang lebih "mewah" daripada burung lainnya. Sarang yang dibangun juga dihiasi dengan barang buatan manusia dengan warna yang terang seperti kancing, tutup botol, dan bahkan uang.
Kemewahan dari "istana" yang dibuat oleh sang penjantan akan sangat mempengaruhi kesediaan si betina untuk menjadi pasangannya atau tidak





13/12/2023

Mohon maaf atas keterlambatan responnya dikarenakan masih ada kendala dam kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan 🙏🙏

BURUNG-MADU SRIGANTINama indonesia : Burung-madu SrigantiNama internasional : Olive-backed SunbirdNama ilmiah : Cinnyris...
13/12/2023

BURUNG-MADU SRIGANTI

Nama indonesia : Burung-madu Sriganti
Nama internasional : Olive-backed Sunbird
Nama ilmiah : Cinnyris jugularis
Linnaeus, 1766

Burung-madu Sriganti (bahasa Latin: Cinnyris jugularis) adalah spesies burung dari keluarga Nectariniidae, dari genus Cinnyris. Burung ini merupakan jenis burung pemakan nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, serangga kecil, laba-laba dan memiliki habitat di pekarangan, semak pantai, hutan mangrove.

Ciri-ciri

Burung-madu sriganti memiliki tubuh berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 10 sampai 11,4 cm dan berat tubuh sekitar 6,7 sampai 11,9 gram, sedangkan betina sekitar 6–10 gram, mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur.

Jantan: Tubuh bagian bawah kuning terang. Dagu dan dada hitam-ungu metalik. Punggung hijau zaitun.

Betina: Tubuh bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada dagu dan dada. Alis biasanya kuning muda. Iris coklat tua, paruh hitam, kaki hitam. Sering ribut dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak ke yang lain. Jantan kadang berkejaran mondar mandir dengan galak.

Sarang berbentuk kantung, dari rumput terjalin dengan kapas alang-alang, pada dahan yang rendah. Telur berwarna keputih-putihan, berbintik abu-abu putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.

Penyebaran dan Ras

Secara global, burung-madu sriganti terdapat 22 subspesies dengan pesebaran berbeda yaitu:

* flammaxillaris (Blyth, 1845) – Myanmar, Thailand, Indochina (kecuali bagian utara) dan semenanjung utara Malaysia (ke selatan sampai Penang dan Kuantan); mungkin juga tersebar di Bangladesh Barat sampai Tenggara.
* rhizophorae (Swinhoe, 1869) – China Selatan (Yunnan Selatan, Guanxi, Guangdong, Hainan I) dan Vietnam Utara.
* andamanicus (Hume, 1873) – Kep. Andaman.
* proselius (Oberholser, 1923) – Kep. Nicobar Utara (Car Nicobar).
* blanfordi (Stuart Baker, 1921) – Katchal dan Kondol (di Kep. Nicobar).
* klossi (Richmond, 1902) – Kep. Nicobar (kecuali Car Nicobar, Katchal and Kondol).
* ornatus (Lesson, 1827) – Semenanjung Malaysia bagian tengah dan selatan (ke selatan sampai Penang dan Kuantan), Sumatra dan pulau-pulau satelitnya, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sunda Kecil (kecuali Sumba, Timor dan beberapa pulau kecil), mungkin juga terdapat di P. Tanimbar.
* obscurior (Ogilvie-Grant, 1894) – Filipina Utara (Luzon Utara).
* jugularis (Linnaeus, 1766) – Filipina (kecuali Luzon Utara, Filipina Barat Daya dan Kep. Sulu).
* aurora (Tweeddale, 1878) – Filipina Barat Daya (Calauit, Busuanga, Culion, Dumaran, Palawan, Ursula, Balabac, Lumbucan), termasuk kepulauan di Laut Sulu Utara (Agutaya, Cuyo, Cagayancillo).
* woodi (Mearns, 1909) – Gugus Kepulauan Sulu (Balukbaluk, Jolo, Dammai, Simaluc, Siasi, Tawi-Tawi, Sanga Sanga, Bongao, Papahag, Simunul, Manuk Manka, Sitanki, Omapoy, Sibutu, Tumindao, Saluag, Tres Islas), dan Filipina Selatan.
* flavigastra (Gould, 1843) – Gugus Kep. Bismarck dan Kep. Solomon.
* ornatus (Lesson, 1827) – Semenanjung Malaysia bagian tengah dan selatan (ke selatan sampai Penang dan Kuantan), Sumatra pulau-pulau satelitnya, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sunda Kecil (kecuali Sumba, Timor and beberapa pulau kecil), mungkin juga terdapat di P. Tanimbar.
* polyclystus (Oberholser, 1912) – P. Enggano, ujung barat Sumatera.
* plateni (A. W. H. Blasius, 1885) – Kep. Talaud, P. Sangihe, P. Siau, dan Sulawesi (termasuk Manadotua, Manterawu, Bangka, Kep. Togian dan Salayar).
* robustirostris (Mees, 1964) – Gugus Kepulauan Banggai dan Kep. Sula (timur jauh Sulawesi).
* infrenatus (E. J. O. Hartert, 1903) – Butung, P. Hoga dan Kep. Tukangbesi, tenggara jauh Sulawesi.
teysmanni (Büttikofer, 1893) – Kepulauan di laut Flores (Tanahjampea, Kalao, Bonerate, Kalaotoa dan Madu).
* frenatus (S. Müller, 1843) – Maluku Utara (Morotai, Halmahera, Ternate, Mare, Moti, Kayoa, Bacan, Obi dan Gomumu, mungkin juga di Bisa) ke timur sampai Papua (kecuali daerah pesisir utara), Kep. Aru, Gugus Pulau D’Entrecasteaux dan Timur Laut Australia (U & T Queensland).
* buruensis (E. J. O. Hartert, 1910) – Buru, di Maluku Selatan.
* clementiae (Lesson, 1827) – Boano, Seram, Ambon, Saparua, Nusa Laut dan Kep. Watubela.
* keiensis (Stresemann, 1913) – Kep. Kai.
* idenburgi (Rand, 1940) – Papua Utara (Jaringan sungai membramo ke timur sampai sungai Ramu).

Habitat dan Kebiasaan

Kehidupan burung ini di alam liar biasanya menghuni area hutan terbuka yang ada di dataran rendah hingga pegunungan. Selain itu, jenis burungmadu ini sering kali hidup secara berkelompok dengan mendiami area perkebunan, pekarangan rumah, taman, semak belukar, dan hutan mangrove. Jenis makanan yang selalu disantapnya pun tidak hanya berasal dari nektar atau sari bunga saja tapi juga menyantap beragam jenis buah-buahan yang mengandung banyak gula seperti pepaya, mengkudu, dadap, dan serangga kecil.

📜 Wikipedia
📷 HBW, Ebird, Lip Kee Yap, Doug Janson, Jim Bendon, Lucas Brook, David Ongley, Terence Alexander, James Swim, Steven Hunter.

© Ensiklopedia burung










11/12/2023

Kami ingin memberikan apresiasi besar kepada pengirim Stars teratas saya. Terima kasih atas semua dukungan dan supportnya selama ini..
Kami akan terus mengembangkan halaman ini sebagai ajang edukasi tentang satwa diseluruh dunia.

NurKhalisa Lakoro, Agil Janu Pradikta, Mansur Anas Zalukhu, Muchlis Selo

11/12/2023

The Philippine eagle (Pithecophaga jefferyi), also known as the monkey-eating eagle or great Philippine eagle, is a critically endangered species of eagle of the family Accipitridae which is endemic to forests in the Philippines. It has brown and white-colored plumage, a shaggy crest, and generally measures 86 to 102 cm (2.82 to 3.35 ft) in length and weighs 4.04 to 8.0 kg (8.9 to 17.6 lb).

©nat geo WILD
©National geographic UK








07/12/2023

Nama internasional: MANDARIN DUCK
Nama indonesia : BEBEK MANDARIN
Nama binomial :Aix galericulata ( Linnaeus,1758)

Bebek mandarin ( Aix galericulata ) merupakan spesies bebek bertengger yang berasal dari Palearktik Timur . Ia dimorfik secara seksual , jantan menunjukkan perbedaan dramatis dari betina. Ia berukuran sedang, dengan panjang 41–49 cm (16–19 inci) dengan lebar sayap 65–75 cm (26–30 inci). Ia berkerabat dekat dengan bebek kayu Amerika Utara , satu-satunya anggota genus Aix . 'Aix' adalah kata Yunani Kuno yang digunakan oleh Aristoteles untuk merujuk pada burung penyelam yang tidak diketahui, dan 'galericulata' adalah bahasa Latin untuk wig, berasal dari galerum , topi atau kap mesin.Di luar daerah asalnya, bebek mandarin memiliki populasi pendatang yang besar di Kepulauan Inggris dan Eropa Barat , dengan tambahan perkenalan yang lebih kecil di Amerika Utara.

Pembiakan

Di alam liar, bebek mandarin berkembang biak di kawasan hutan lebat dekat danau dangkal, rawa, atau kolam. Mereka bersarang di rongga pohon dekat air selama musim semi. Satu sarang berisi sembilan hingga dua belas telur diletakkan pada bulan April atau Mei. Meskipun pejantan mungkin membela betina yang sedang mengerami dan telurnya selama inkubasi, ia sendiri tidak mengerami telur tersebut dan pergi sebelum menetas. Sesaat setelah anak itik menetas, induknya terbang ke tanah dan membujuk anak itik tersebut untuk melompat dari sarangnya. Setelah semua anak itik keluar dari pohon, mereka akan mengikuti induknya ke perairan terdekat.

06/12/2023

BURUNG KEPODANG/the black-naped oriole
(Oriolus chinensis)

Kepodang adalah burung berkicau (Passeriformes) yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang. Kepodang merupakan salah satu jenis burung yang sulit dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk fisiknya.Burung kepodang termasuk jenis burung kurungan karena dibeli oleh masyarakat sebagai penghias rumah, oleh karenanya burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya semakin kecil.

Penyebaran

Burung kepodang berasal dari daratan China dan penyebarannya mulai dari India, Asia Tenggara, kepulauan Philipina, termasuk Indonesia yang meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Burung ini hidup di hutan-hutan terutama di daerah tropis dan sedikit di daerah sub tropis dan biasanya hidup berpasangan .Di pulau Jawa dan Bali burung kepodang sering disebut dengan kepodang emas

Morfologi

Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm.Burung ini berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk, bulu terbang sebagian besar hitam.Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam, iris merah, bentuk paruh meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm, kaki hitam.Burung ini menghuni hutan terbuka, hutan mangrove, hutan pantai, di tempat-tempat tersebut dapat dikenali dengan kepakan sayapnya yang kuat, perlahan, mencolok & terbangnya menggelombang.

Status koneservasi
Resiko rendah (IUCN 3.1)

05/12/2023

Host e kocak ada give away star🌟

04/12/2023

KUCICA HUTAN

Nama indonesia : Kucica Hutan
Nama internasional : White-rumped Shama
Nama binomial : Copsychus malabaricus
( Scopoli , 1788)

Status konservasi : Risiko Rendah

Kucica Hutan (Copsychus malabaricus) juga dikenal sebagai Murai Batu termasuk ke dalam famili Muscicapidae. Tersebar di India, Cina, Asia Tenggara, seluruh pulau Sumatera, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa dan introduksi ke Hawaii dan Taiwan. Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Kucica Kalimantan (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri.

Di habitat aslinya Kucica Hutan cenderung memilih hutan alam yang rapat atau hutan sekunder. Kucica Hutan merupakan kelompok burung yang dikenal sebagai teritorial dan sangat kuat dalam mempertahankan wilayahnya (Thruses). Burung Kucica Hutan memiliki suara kicauan yang bagus sehingga mendapat penghargaan terbaik atas nyanyiannya yang sangat indah pada tahun 1947 (The Best Song Birds – Delacour, 1947). Burung Kucica Hutan merupakan kelompok burung yang digemari di kalangan para pencinta kicauan karena memiliki suara atau spesifikasi kicauan yang sangat baik..

Ciri morfologis

Mereka biasanya memiliki berat antara 28 dan 34 g (1,0 dan 1,2 oz) dan panjangnya sekitar 23–28 cm (9-11 inci).

Burung ini berekor panjang, putih, hitam, dan juga merah karat.

Pada bagian kepala, leher, dan juga pada bagian punggung berwarna hitam dengan ciri khas yaitu terlihat kilauan yang berwarna biru.

Selain itu pada bagian sayap dan juga pada bagian bulu ekor tengah hitam buram, tungging dan bulu ekor luar putih. Lalu untu bagian perut berwrna merah karat jingga.

Sedangkan untuk bagian iris berwarna coklat tua paruh hitam dan bagian kakinya berwarna coklat abu-abu.

Burung dari famili Muscicapidae (burung cacing) ini juga mempunyai bulu hitam di kepala, leher, bagian atas tubuh, dan ekor.

Kemudian untuk bagian kepala terdapat semburat warna biru. Ekornya panjang dan akan ditegakkan ketika jenis burung ini sedang terkejut atau sedang berkicau..

Perilaku dan Pembiakan

Kucica Hutan pemalu tetapi sangat teritorial. Wilayah tersebut mencakup jantan dan betina selama musim kawin dengan pejantan mempertahankan wilayah dengan luas rata-rata 0,09 ha, tetapi setiap jenis kelamin mungkin memiliki wilayah yang berbeda ketika mereka tidak berkembang biak.

Di Asia Selatan, mereka berkembang biak dari Januari sampai September tetapi terutama pada bulan April sampai Juni bertelur empat atau lima telur di sarang yang ditempatkan di lubang pohon.

Selama pacaran , pejantan mengejar betina, hinggap di atas betina, memberikan seruan melengking, lalu mengibaskan dan mengibaskan bulu ekor mereka. Ini diikuti oleh pola terbang naik dan turun oleh kedua jenis kelamin. Jika jantan tidak berhasil, betina akan mengancam jantan, memberi isyarat dengan mulut terbuka.

Sarang dibangun oleh betina sendirian sementara jantan berjaga-jaga. Sarang terutama terbuat dari akar, daun, pakis, dan ranting, dan inkubasi berlangsung antara 12 dan 15 hari dan periode bersarang rata-rata 12,4 hari. Kedua induk dewasa memberi makan anak-anak meskipun hanya betina yang mengerami.

Telurnya berwarna putih hingga aqua terang, dengan berbagai corak bercak coklat, dengan dimensi sekitar 18 dan 23 mm (0,7 dan 0,9 inci).

Suara

Suara spesies ini kaya dan merdu yang membuat mereka populer sebagai burung sangkar di Asia Selatan dengan tradisi yang berlanjut di beberapa bagian Asia Tenggara . Suaranya keras dan jelas, dengan berbagai frasa, dan sering meniru burung lain.

Mereka juga membuat panggilan 'Tck' sebagai alarm atau saat mencari makan. Salah satu rekaman pertama kicau burung yang pernah dibuat adalah tentang spesies ini. Rekaman ini dibuat pada tahun 1889 dari seorang tawanan menggunakan silinder lilin Edison oleh Ludwig Koch di Jerman.

Distribusi dan habitat

Burung kucica hutan (Copsychus malabaricus) jika dalam bahasa Inggris kerap dinamai dengan White-rumped Shama. Untuk daerah persebarannya ini dikenal lumayan luas.

Diantaranya meliputi Bangladesh, Bhutan, Nepal, Srilanka, Brunei Darussalam, China, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, serta Vietnam.

Sedangkan apabila di Indonesia sendiri, burung kucica ini bisa dijumpai di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan juga bisa dijumpai di pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Apabila di pulau Sumatera dan sekitarnya, kucica hutan ini pernah menjadi burung yang mudah ditemui di dataran rendah hingga mencapai ketinggian 1.500 m.

Lalu, apabila di pulau Jawa, jenis burung dengan kicauan merdu ini sudah menjadi langka di hutan dataran rendah akibat penangkapan yang tidak terkendali.

Misalnya saja seperti yang masih terjadi di Sumatera saat ini. Akan tetapi persebarannya belum ada catatan dari Bali.

Untuk bentuk ekor hitam terdapat di P.Kangean, P.Panaitan, dan juga ada di beberapa pulau lepas pantai barat Sumatera.

Telah diperkenalkan ke Kauai , Hawaii , pada awal 1931 dari Malaysia (oleh Alexander Isenberger), dan ke Oahu pada 1940 (oleh Hui Manu Society).

Popularitas mereka sebagai burung sangkar telah menyebabkan banyak burung yang melarikan diri membangun populasi. Mereka telah diperkenalkan ke Taiwan di mana mereka dianggap sebagai spesies invasif, memakan spesies serangga asli dan menunjukkan agresi terhadap spesies burung asli.

Terdiri dari belasan subspesies

* Copsychus malabaricus malabaricus (Scopoli, 1786)
- India barat dan selatan.
- Jantan memiliki tudung biru-hitam mengkilap ke belakang, sayap dan ekor abu-abu-hitam yang tidak terlalu mengkilap, pantat putih dan rektris luar; tengah dada hingga jingga-rufous, paha keputih-putihan. Betina seperti jantan, tetapi abu-abu kusam pada tudung hingga punggung dan sayap, ekor lebih pendek, sedikit lebih abu-abu.

* Copsychus malabaricus leggei (Whistler, 1941)
- Srilanka.
- Ekor sedikit lebih pendek dari malabaricus, betina sangat mirip jantan, dan bagian bawah berwarna oranye pucat atau rufous.

* Copsychus malabaricus macrourus (J. F. Gmelin, 1789)
- Nepal ke timur laut India, Cina barat daya dan Pulau Hainan), Myanmar, Thailand, Indocina (termasuk Pulau Con Son, Vietnam selatan), dan Semenanjung Thailand-Melayu utara; juga diperkenalkan di Taiwan (subspesies tidak dikonfirmasi, mungkin macrourus) dan Kepulauan Hawaii (mungkin macrourus).
- Berekor lebih pendek, jantan berwarna hitam kusam hingga abu-abu tua kecokelatan, memiliki bagian bawah yang lebih kusam dan bulu ekor luar yang kurang hitam; dan betina lebih gelap dan lebih kusam daripada ras malabaricus

** Copsychus malabaricus tricolor (Vieillot, 1818)
- Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa barat laut, Bangka, Belitung, Kepulauan Natuna, dan Kepulauan Anamba
- Sangat mirip dengan macrourus, tetapi bulu paha berwarna jingga kemerahan (sebagai bagian bawah), betina berwarna abu-abu kehitaman di tenggorokan, berekor lebih pendek.

** Copsychus malabaricus javanus
- Terkadang dianggap sebagai sinonim dari omissus
- Jawa Tengah

** Copsychus malabaricus omissus (Hartert, 1902)
- Jawa Timur
- Lebih kecil dari suavis dan nigricauda, ​​dengan bagian bawah belakang oranye pucat dan bulu tibialis putih.

** Copsychus malabaricus suavis P. L. Sclater, 1861
- Kalimantan (Sarawak dan Kalimantan).
- Seperti mencalonkan dan mirabilis, tetapi betina hampir seperti jantan, tenggorokan dan dada sedikit kurang mengkilap, dan ekor seringkali sedikit lebih pendek

** Copsychus malabaricus nigricauda (Vorderman, 1893)
- Pulau Kangean
- Ekor hampir semuanya hitam, sedikit ujung putih pada bulu luar, dan bagian bawah berwarna oranye rufous tanpa warna kastanye; jenis kelamin serupa kecuali betina berekor jauh lebih pendek

* Copsychus malabaricus ngae Wu dan Rheindt, 2022
- lokalitas "Pulau Dayang Bunting selatan Pulau Langkawi, Kedah, Malaysia"
- Meskipun dideskripsikan sebagai subspesies, Wu dan Rheindt mencatat bahwa ini adalah pendekatan yang sangat konservatif, dan ini bisa mewakili spesies yang berbeda, karena secara genetik tampaknya saudara Andaman Shama (Copsychus albiventris), dan bukan dengan sisa Copsychus malabaricus, meskipun ini hanya berdasarkan data dari DNA mitokondria.
- Kepulauan Langkawi dan pulau-pulau yang berdekatan.
- Ukurannya mirip dengan tricolor dan macrourus, tetapi ekornya jauh lebih panjang, dan bulu di paha berwarna putih; jantan memiliki lebih sedikit hitam di dada daripada semua taksa lainnya.

** Copsychus malabaricus hypolizus
- Pulau Simeulue, lepas pantai barat Sumatera.
- Berbeda dengan melanura hanya lebih kecil.

** Copsychus malabaricus opisthochrus
- Pulau Lasia, dekat Simeulue.
- Lebih besar dari hypoliza dan melanura, dengan perut lebih pucat.

** Copsychus malabaricus melanurus (Salvadori, 1887)
- Pulau Sumatera Barat (kecuali Enggano dan Simeulue).
- Mirip dengan macrourus, tetapi ekornya berwarna hitam, bagian bawah umumnya sedikit lebih gelap berwarna cokelat, dan lebih besar dari malabaricus.

* Copsychus malabaricus mirabilis (Hoogerwerf, 1962)
- Pulau Prinsen (Panaitan), di lepas barat daya Jawa.
- Sangat mirip dengan melanura, hanya berbeda pada paruh yang lebih pendek, sayap dan ekor, dan bagian bawah mungkin menunjukkan ujung putih kecil pada beberapa bulu.

* Copsychus malabaricus indicus, (Baker, 1924) - (Thailand, Nepal, Indochina)
* Copsychus malabaricus interpositus, (Robinson & Kloss, 1922) - (Nepal, India, Myanmar, Yunnan-China, Malaysia daerah perbatasan Thailand, Thailand dan Indochina)
* Copsychus malabaricus mallopercnus, (Oberholser, 1923) - (Malaysia)
* Copsychus malabaricus minor, (Swinhoe, 1870) - (Hainan-China)
* Copsychus malabaricus ochroptilus, (Oberholser, 1917)
* Copsychus malabaricus opisthisus, (Oberholser, 1912)
* Copsychus malabaricus opisthopelus, (Oberholser, 1912)
* Copsychus malabaricus pellogynus, (Oberholser, 1923) - (Myanmar, Semenanjung Malaya)

Tempat Hidup Dan Kebiasaan Burung Kucica Hutan

Burung kucica ini adalah jenis burung yang memiliki sifat pemalu. Sebab, jenis burung ini kerap terlihat berdiam di keribuan semak hutan yang cukup lebat.

Kemudian jenis burung kucica ini juga akan mengeluarkan suara kicauan atau bernyanyi secara bergairah pada pagi dan petang hari dari tenggeran rendah.

Dan ketika burung ini berkicau, maka akan berperilaku dengan sayap menjuntai dan ekor yang tegak.

Kemudian burung kucica hutan juga akan berlompatan dari tanah atau terbang pendek-pendek dengan cara lewat tumbuhan bawah, menyentakkan ekornya yang panjang pada saat burung tersebut akan mendarat.

📜 HBW, Wikipedia, Jalak Suren Net
📷 HBW, Ebird, Joel Sartore, Ian Davies, Neoh Hor Kee, Sipu Kumar, Noah Frade, Glenn Lahde, Casey Klebba, Ltshears, Dick Daniels.







Address

Jalan Kyai Yusuf Gondang Plosoklaten Kediri
Kediri
64175

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Manuk freefly posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share


Other Kediri pet stores & pet services

Show All