13/12/2023
BURUNG-MADU SRIGANTI
Nama indonesia : Burung-madu Sriganti
Nama internasional : Olive-backed Sunbird
Nama ilmiah : Cinnyris jugularis
Linnaeus, 1766
Burung-madu Sriganti (bahasa Latin: Cinnyris jugularis) adalah spesies burung dari keluarga Nectariniidae, dari genus Cinnyris. Burung ini merupakan jenis burung pemakan nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, serangga kecil, laba-laba dan memiliki habitat di pekarangan, semak pantai, hutan mangrove.
Ciri-ciri
Burung-madu sriganti memiliki tubuh berukuran kecil dengan panjang tubuh sekitar 10 sampai 11,4 cm dan berat tubuh sekitar 6,7 sampai 11,9 gram, sedangkan betina sekitar 6–10 gram, mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur.
Jantan: Tubuh bagian bawah kuning terang. Dagu dan dada hitam-ungu metalik. Punggung hijau zaitun.
Betina: Tubuh bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada dagu dan dada. Alis biasanya kuning muda. Iris coklat tua, paruh hitam, kaki hitam. Sering ribut dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak ke yang lain. Jantan kadang berkejaran mondar mandir dengan galak.
Sarang berbentuk kantung, dari rumput terjalin dengan kapas alang-alang, pada dahan yang rendah. Telur berwarna keputih-putihan, berbintik abu-abu putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.
Penyebaran dan Ras
Secara global, burung-madu sriganti terdapat 22 subspesies dengan pesebaran berbeda yaitu:
* flammaxillaris (Blyth, 1845) – Myanmar, Thailand, Indochina (kecuali bagian utara) dan semenanjung utara Malaysia (ke selatan sampai Penang dan Kuantan); mungkin juga tersebar di Bangladesh Barat sampai Tenggara.
* rhizophorae (Swinhoe, 1869) – China Selatan (Yunnan Selatan, Guanxi, Guangdong, Hainan I) dan Vietnam Utara.
* andamanicus (Hume, 1873) – Kep. Andaman.
* proselius (Oberholser, 1923) – Kep. Nicobar Utara (Car Nicobar).
* blanfordi (Stuart Baker, 1921) – Katchal dan Kondol (di Kep. Nicobar).
* klossi (Richmond, 1902) – Kep. Nicobar (kecuali Car Nicobar, Katchal and Kondol).
* ornatus (Lesson, 1827) – Semenanjung Malaysia bagian tengah dan selatan (ke selatan sampai Penang dan Kuantan), Sumatra dan pulau-pulau satelitnya, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sunda Kecil (kecuali Sumba, Timor dan beberapa pulau kecil), mungkin juga terdapat di P. Tanimbar.
* obscurior (Ogilvie-Grant, 1894) – Filipina Utara (Luzon Utara).
* jugularis (Linnaeus, 1766) – Filipina (kecuali Luzon Utara, Filipina Barat Daya dan Kep. Sulu).
* aurora (Tweeddale, 1878) – Filipina Barat Daya (Calauit, Busuanga, Culion, Dumaran, Palawan, Ursula, Balabac, Lumbucan), termasuk kepulauan di Laut Sulu Utara (Agutaya, Cuyo, Cagayancillo).
* woodi (Mearns, 1909) – Gugus Kepulauan Sulu (Balukbaluk, Jolo, Dammai, Simaluc, Siasi, Tawi-Tawi, Sanga Sanga, Bongao, Papahag, Simunul, Manuk Manka, Sitanki, Omapoy, Sibutu, Tumindao, Saluag, Tres Islas), dan Filipina Selatan.
* flavigastra (Gould, 1843) – Gugus Kep. Bismarck dan Kep. Solomon.
* ornatus (Lesson, 1827) – Semenanjung Malaysia bagian tengah dan selatan (ke selatan sampai Penang dan Kuantan), Sumatra pulau-pulau satelitnya, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sunda Kecil (kecuali Sumba, Timor and beberapa pulau kecil), mungkin juga terdapat di P. Tanimbar.
* polyclystus (Oberholser, 1912) – P. Enggano, ujung barat Sumatera.
* plateni (A. W. H. Blasius, 1885) – Kep. Talaud, P. Sangihe, P. Siau, dan Sulawesi (termasuk Manadotua, Manterawu, Bangka, Kep. Togian dan Salayar).
* robustirostris (Mees, 1964) – Gugus Kepulauan Banggai dan Kep. Sula (timur jauh Sulawesi).
* infrenatus (E. J. O. Hartert, 1903) – Butung, P. Hoga dan Kep. Tukangbesi, tenggara jauh Sulawesi.
teysmanni (Büttikofer, 1893) – Kepulauan di laut Flores (Tanahjampea, Kalao, Bonerate, Kalaotoa dan Madu).
* frenatus (S. Müller, 1843) – Maluku Utara (Morotai, Halmahera, Ternate, Mare, Moti, Kayoa, Bacan, Obi dan Gomumu, mungkin juga di Bisa) ke timur sampai Papua (kecuali daerah pesisir utara), Kep. Aru, Gugus Pulau D’Entrecasteaux dan Timur Laut Australia (U & T Queensland).
* buruensis (E. J. O. Hartert, 1910) – Buru, di Maluku Selatan.
* clementiae (Lesson, 1827) – Boano, Seram, Ambon, Saparua, Nusa Laut dan Kep. Watubela.
* keiensis (Stresemann, 1913) – Kep. Kai.
* idenburgi (Rand, 1940) – Papua Utara (Jaringan sungai membramo ke timur sampai sungai Ramu).
Habitat dan Kebiasaan
Kehidupan burung ini di alam liar biasanya menghuni area hutan terbuka yang ada di dataran rendah hingga pegunungan. Selain itu, jenis burungmadu ini sering kali hidup secara berkelompok dengan mendiami area perkebunan, pekarangan rumah, taman, semak belukar, dan hutan mangrove. Jenis makanan yang selalu disantapnya pun tidak hanya berasal dari nektar atau sari bunga saja tapi juga menyantap beragam jenis buah-buahan yang mengandung banyak gula seperti pepaya, mengkudu, dadap, dan serangga kecil.
📜 Wikipedia
📷 HBW, Ebird, Lip Kee Yap, Doug Janson, Jim Bendon, Lucas Brook, David Ongley, Terence Alexander, James Swim, Steven Hunter.
© Ensiklopedia burung