SMILE with ITP

SMILE with ITP MARISZA CARDOBA FOUNDATION
Empowers Women, Children & The Disable Especially Those Who Live With Aut Berbagai tips akan selalu diupdate di halaman ini.

ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) adalah penyakit autoimun langka yang menyerang trombosit sehingga tubuh Odapi (penyandang ITP) mengalami rentan perdarahan. 80% kasus ITP ditemukan pada perempuan dan anak tanpa sebab yang jelas serta belum ditemukan obatnya. Kendati demikian, Odapi dan masyarakat luas tidak perlu khawatir karena ITP tidak menular maupun bersifat genetis (menurun). Dengan stra

tegi yang tepat, yang menekankan pada rutinitas pencegahan perdarahan, Odapi dapat hidup normal bahagia dan produktif berkarya. Rangkaian proses diagnosa ITP diawali dari aksi "SAMARI, Periksa Memar Sendiri" dan memastikan bilamana terjadi penurunan trombosit. Diagnosa final adalah dengan melakukan Tes MAIPA yang diselenggarakan secara gratis. Pendaftaran melalui Ibu Endang Arriyanti di 081932951374 dan/atau 02199629629. SMILE with ITP adalah program kesehatan dari MCF (Marisza Cardoba Foundation), yang didirikan pada tahun 2012 oleh DR.dr.Andhika Rachman Sp.PD,KHOM, Odapi, dan sejumlah relawan. MCF merupakan pelopor (Pioneer) yayasan ITP di wilayah Asia, Afrika, dan Asia.

~ i love to SMILE ~

SHALOMTOLONG BANTU SHAREFREE ADOPSIDICARI ADOPTER SERIUSKarena saudara ingin pindah ke AMERIKASyarat dan ketentuan berla...
12/04/2024

SHALOM
TOLONG BANTU SHARE

FREE ADOPSI

DICARI ADOPTER SERIUS

Karena saudara ingin pindah ke AMERIKA
Syarat dan ketentuan berlaku,
Bagi yg ingin mengadopt bisa chat saya

Note :
posisi di cirebon, apa bila ingin dikirim bisa melalui pets travel

Selamat soreTOLONG BANTU SHAREFREE ADOPSIDICARI ADOPTER SERIUSKarena saudara ingin pindah ke AMERIKASyarat dan ketentuan...
05/04/2024

Selamat sore
TOLONG BANTU SHARE

FREE ADOPSI

DICARI ADOPTER SERIUS

Karena saudara ingin pindah ke AMERIKA
Syarat dan ketentuan berlaku,
Bagi yg ingin mengadopt bisa chat saya

Note :
posisi di cirebon, apa bila ingin dikirim bisa melalui pets travel

Bagi yg mencari rebozet 25mg bisa langsung hubungin admin / saya yaStok tidak banyak
05/04/2024

Bagi yg mencari rebozet 25mg bisa langsung hubungin admin / saya ya
Stok tidak banyak

MCF Board Gathering Bumi Harum Manis Jakarta17 Februari 2019Together We Are Stronger !
18/02/2019

MCF Board Gathering
Bumi Harum Manis Jakarta
17 Februari 2019
Together We Are Stronger !

.I LOVE TO READWAG LDHS AUTOIMUN14 Februari 2019Oleh : *Susan Hartono MSc, CHt*_Nutritionist dan Praktisi Penyembuhan Ho...
14/02/2019

.
I LOVE TO READ
WAG LDHS AUTOIMUN
14 Februari 2019
Oleh :
*Susan Hartono MSc, CHt*
_Nutritionist dan Praktisi Penyembuhan Holistik,_
_Dewan Pembina MCF,_
_Bidang Publikasi Ilmiah MCF_
*APAKAH SEMUA ORANG PERLU MINUM SUPLEMEN*
Q : Apakah setiap orang, khususnya ODAI, perlu suplemen?
A : Jawaban seputar suplemen tidak pernah mudah dan _straightforward._ Yang ideal adalah menggunakan makanan sebagai obat atau _Food as Medicine_ semaksimal mungkin yang kita bisa. Tetapi hidup di jaman super sibuk, _under pressure_, dan jauh dari alam seringkali tidak memungkinkan untuk memenuhi kecukupan gizi mikro melalui makanan saja, khususnya bila seseorang belum terbiasa dengan _'clean eating'_ yang mengutamakan makanan segar-utuh-alami _(whole foods)._ Jadi jawabannya bisa: 'Ya', 'Tidak' atau 'Konsumsi suplemen tertentu untuk sementara waktu'.
Q : Secara umum, suplemen apa yang dibutuhkan ODAI (orang dengan autoimun) ?
A : Vit D3, K2, vit B complex, vit C, dan omega 3. Di luar ini, beberapa suplemen yang fokusnya lebih kepada healing _leaky gut_ dan pencernaan juga mungkin diperlukan seperti _L-Glutamine, digestive enzyme,_ probiotik, antioksidan, dll. Tetapi pada masing-masing orang dosis dan _timing_ bisa berbeda2. Yang harus digarisbawahi, suplementasi baiknya _personalized_ (orang per orang berbeda kebutuhan dan kesiapannya). Selain itu, berbicara mengenai suplemen, perlu selalu diperhatikan sumbernya, potensi _side effects, drug interactions_, dan _healing crisis,_ khususnya dalam hal ODAI.
Q : Lebih baik suplemen atau makanan utuh dan alami ?
A : Makanan utuh dan alami tetap yang terbaik. Tetapi jika seseorang sedang perlu 'kejar tayang', terutama ODAI yang sedang drop, biasanya perlu suplemen sementara waktu karena asupan dari makanan mungkin tidak terkejar, apalagi yang belum terbiasa dengan konsep _whole foods_/makanan utuh dan alami itu tadi, contoh vit B kompleks dan C, atau sekalian saja multivitamin/mineral (sekali lagi tidak semua ODAI cocok/siap konsumsi multivitamin tertentu).
Untuk vitamin D3 dan omega 3, memang sulit jika bergantung dari makanan saja, dan jika memungkinkan, juga tambahan vit K2 untuk bantu penyerapan D3.
Perlu diingat, vitamin D3 pasti sumber terbaiknya adalah paparan sinar matahari UVB (kira2 tengah hari antara jam 10:00 - 15:00 selama 10-15 menit), hanya saja beberapa ODAI tidak bisa terkena sinar matahari. Agar vit D optimum, kita pun perlu mengkonsumsi makanan tinggi magnesium, seng dan boron.
Q : Kapan kah waktu terbaik mengonsumsi suplemen diatas ?
A : vit B dan C pagi, setelah makan. D3 pagi/siang bersama makanan yg mengandung _oil._
Omega 3 siang/malam bersama makanan yg mengandung _oil._ Vit K2 bisa malam.
Q : Apa contoh makanan yg tinggi magnesium, seng & boron?
Apa yg dimaksud makanan yg mengandung oil?
A : - Magnesium, contohnya: bayam, pumpkin seeds, biji bunga matahari sesame seeds, mede, almond, alpukat, pisang, dark coklat, tempe non gmo, tahu non gmo
- Seng, contohnya: daging sapi (jk bisa yg grass fed), daging domba, telur pumpkin seeds, sesame seeds, garbanzo, kc hitam, lentils, almond, mede, kc tanah, dark coklat, mushroom, ayam
- Boron, contohnya: kismis, kacang2an (almond, mede, brazil, pecans, walnut, dsb), beans/legume (kc merah, hijau, hitam, lentil, dsb), buah (alpukat, pisang, apel, pear, berries, apricot, peach, cherry)
Q : Bagaimana cara mengetahui bahwa kita sedang perlu vitamin B Dan C, atau saat sudah cukup konsumsinya/tidak perlu lagi ? Atau cara mengetahui apakah tubuh kita cocok tidaknya dengan suplemen tertentu?
A : _Case per case,_ yang terbaik kebutuhan suplementasi harus _personalized_ setiap orang (masing-masing berbeda), sehingga perlu konsultasi atau didampingi ahli, dan selalu _check_ kembali dengan dokter bersangkutan khususnya apabila sedang konsumsi obat-obatan.
Q : Bagaimana dengan _glutamine,_ enzim, seng? Apakah perlu konsumsi suplemen tersebut ?
A : Ini biasanya diberikan untuk memperbaiki _leaky gut,_ tapi baiknya tidak menyamaratakan aturan ini ke semua ODAI. Contohnya suplementasi dengan _L-Glutamine,_ saat ini terdapat penelitian yang pro dan kontra. Sekali lagi, kasus ODAI unik, tidak semua _case_ cocok dengan suplementasi yang sama.
Q : Mengapa mengkonsumsi _bone broth_/ kaldu tulang terasa membantu, membuat tubuh nyaman dan fit? Apakah misalnya kaldu tulang mengandung glutamin, dll?
A : Ya, secara umum kaldu tulang kaya asam amino termasuk _glutamine, proline,_ dll, lalu tentu saja tinggi _collagen_, dan _glucosamine._ Kaldu tulang juga mengandung mineral (kalsium, magnesium, seng, dll) dan elektrolit dalam jumlah terbatas.
Catatan: Jangan kita menjadi stressful karena bingung minum suplemen/tidak, dan memilih suplemen yang mana. Ingat bahwa pemulihan autoimun adalah upaya holistik dan konsisten, terutama sangat tergantung dari pola hidup sehat menyeluruh yang kita jalankan.
Mulailah dari makan _*whole real foods*,_ segar-utuh- alami, dan juga kelolalah pola tidur, gerak dan stress dengan sebaik-baiknya. Jadi lakukan saja semaksimal mungkin apapun yang kita bisa saat ini dengan penuh kesadaran dan syukur.
Tentu ini tidaklah mudah bagi kita semua. Tapi POSSIBLE/BISA, jika kita sungguh-sungguh bertekad mencapai remisi dan kembali menjadi produktif dan fit.

limadasarhidupsehat
14/02/2019

limadasarhidupsehat

.I LOVE TO LEARNKULWAP( Kuliah WhatsApp)Sabtu, 12 Januari 2019Jam 19.00-20.00*MINDSET HIDUP SEHAT*Narasumber Diskusi:_dr...
27/01/2019

.
I LOVE TO LEARN
KULWAP( Kuliah WhatsApp)
Sabtu, 12 Januari 2019
Jam 19.00-20.00
*MINDSET HIDUP SEHAT*
Narasumber Diskusi:
_dr. Widya Eka Nugraha M.Si.Med_

Perangkum tanya jawab:
1. Karina Lim
2. Nippy Infante
3. Asti Suwarni
*------------*
*MATERI*
*------------*
*MINDSET HIDUP SEHAT*
*dr. Widya Eka Nugraha, M.Si. Med.*
*RS Medika Dramaga Bogor*

Hidup sehat memerlukan sebuah mindset yang tepat. Mindset atau pola pikir adalah seperangkat pemikiran yang secara otomatis kita gunakan dalam menghadapi suatu kondisi tertentu. Untuk membentuk mindset hidup yang sehat, ada beberapa istilah yang harus kita pahami:

*1. Sehat*
Sehat adalah suatu kondisi fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya sekadar terbebas dari penyakit atau kondisi medis. Yang dimaksud dengan utuh di sini adalah merupakan suatu kesatuan yang saling menunjang satu sama lain.

*2. ODAI*
ODAI atau Orang Dengan Autoimun adalah individu yang didiagnosis oleh tenaga medis dengan suatu kondisi yang termasuk dalam autoimmune disorder. Terkadang kondisi ini beririsan dengan kondisi medis lainnya.

*3. Relaps*
Relaps artinya sama dengan kambuh. Terjadi ketika suatu inidividu mengalami gejala klinis yang sama setelah periode bebas gejala. Biasa terjadi pada kondisi medis bersifat kronis, seperti autoimmune disorder.

*4. Flare*
Umumnya digunakan untuk kondisi relaps yang dirasakan berat oleh ODAI. ODAI yang mengalami flare harus beristirahat dengan baik. Apabila dibutuhkan, ODAI dapat dirawat inap di RS.

*5. Brain Fog*
Umumnya digambarkan untuk menggambarkan kondisi sulit konsentrasi, tidak focus, mudah lupa, tedistraksi, dan kondisi sejenisnya. Hal ini bisa berkaitan dengan relaps dari suatu kondisi autoimun.

*6. Komplikasi*
Kondisi/penyakit lain yang disebabkan oleh penyakit autoimun. Contohnya bisa berupa gagal ginjal.

*7. Remisi*
Kondisi bebas kekambuhan. Penyakit yang mendasari masih ada dan dapat kambuh sewaktu-waktu.

Seperti yang diketahui, sebagian besar kondisi autoimun tidak dapat disembuhkan. Tujuan utama kita adalah menerima kondisi autoimun dengan ikhlas, memperpanjang masa remisi, mengurangi masa relaps, dan mencegah komplikasi.

Dengan memahami istilah-istilah di atas, diharapkan ODAI dapat mengenali kondisi tubuhnya dengan lebih baik.

*Mindset Hidup Sehat*

*1. Kesehatan merupakan tanggung-jawab pribadi*
Ini merupakan hal paling penting yang harus ditanamkan ke dalam diri kita maupun anak-anak kita. Tanggung jawab pribadi merupakan sumber motivasi paling kuat yang dimiliki manusia.

Dengan menjadikan kesehatan sebagai tanggung-jawab pribadi, maka seorang ODAI akan belajar mencari tahu lebih lanjut mengenai kondisi autoimunnya. Dia akan mengubah gaya hidup yang dapat memperburuk kondisi kesehatannya.

*2. Keseimbangan adalah kunci kesehatan*
Terutama keseimbangan pada 3 hal: makanan, aktivitas, dan perasaan. Keseimbangan makanan harus dijaga agar nutrisi yang penting dapat diserap tubuh, sedangkan zat-zat yang merusak tubuh dapat dihindari.

ODAI harus mengenali engan baik aktivitas apa saja yang menyehatkan dirinya, tanpa melupakan waktu beristirahat. Demikian juga dengan perasaan. Stress yang berlebih harus dihindari. Namun harus diingat bahwa euphoria berlebihan tidak baik bagi kesehatan.

*3. Menikmati proses menuju sehat*
Proses menuju sehat bentuknya bisa bermacam-macam. Makan makanan sehat. Olahraga. Meditasi. Membaca buku. Semuanya merupakan proses menuju sehat. Namun orang sering lupa bahwa sakit juga merupakan proses menuju sehat.

Hal ini jauh lebih mudah dikatakan daripada diterapkan. Terkadang kita sudah berjuang semaksimal mungkin menjaga kesehatan tubuh, tetapi tetap saja terkena flare atau bahkan komplikasi. Itulah saat yang tepat untuk berpasrah kepada Tuhan.

*Penutup*
Sebagian besar kondisi autoimun memang tidak dapat disembuhkan, tetapi jika kita berikhtiar sebaik mungkin, masa remisi (bebas kekambuhan) dapat dipertahankan dalam jangka waktu lama dan komplikasi dapat dicegah.

Milikilah mindset hidup sehat yang benar. Jangan terjebak pada mentalitas korban: β€œSaya memiliki kondisi autoimun, oleh sebab itu saya harus diperlakukan istimewa dan dituruti semua kemauannya”.

Tidak. Kondisi autoimun kita tidak menjadikan kita istimewa. Apa-apa yang kita lakukan, baik dalam keadaan sehat maupun sakitlah yang menjadikan kita istimewa.
*----------------------------------------*
*QUESTION AND ANSWER*
*-----------------------------------------*

Q: Selamat malam Dokter, saya mau bertanya. "Sakit merupakan proses menuju sehat", maksudnya bagaimana Dok?
Terima kasih
A: Selamat malam Bu Eni.

Semua manusia pasti merasakan sakit. Bahkan seorang dokter sekalipun. Dalam menghadapi penyakit yang kita miliki, kita punya 2 sikap:

1. Menyerah kalah.
2. Belajar untuk menjadi lebih sehat lagi.

Sakit adalah petunjuk dari Tuhan mengenai apa-apa saja yang harus kita hindari agar tidak sakit lagi. Sakit juga memberi petunjuk apa-apa saja yang harus kita lakukan agar tetap sehat.

Menikmati sakit sebagai sebuah 'proses menuju sehat' jauh lebih mudah dikatakan daripada diterapkan.

Tetapi, jika kita punya waktu untuk berbaring seharian, entah itu di kasur rumah ataupun bed rumah sakit, cobalah untuk menghitung-hitung nikmat yang sudah diberikan Tuhan sebelum kita sakit.

Niscaya kita akan termenung sendiri dan bahkan mensyukuri keadaan sakit kita sebagai suatu anugerah.

Jadi, sakit merupakan proses menuju sehat. Karena, darinya kita mendapat petunjuk hidup sehat sekaligus mensyukuri kesehatan sebagai anugerah tak ternilai. πŸ˜‡πŸ™
Q: Terima kasih Dokter, sudah mengingatkan nikmat2 yang sering terlupakan. πŸ™
A: Sami2. πŸ™

Q: Selamat malam Dokter, saya mau bertanya. "Sakit merupakan proses menuju sehat", maksudnya bagaimana Dok?
Terima kasih
A: Selamat malam Bu Eni.

Semua manusia pasti merasakan sakit. Bahkan seorang dokter sekalipun. Dalam menghadapi penyakit yang kita miliki, kita punya 2 sikap:

1. Menyerah kalah.
2. Belajar untuk menjadi lebih sehat lagi.

Sakit adalah petunjuk dari Tuhan mengenai apa-apa saja yang harus kita hindari agar tidak sakit lagi. Sakit juga memberi petunjuk apa-apa saja yang harus kita lakukan agar tetap sehat.

Menikmati sakit sebagai sebuah 'proses menuju sehat' jauh lebih mudah dikatakan daripada diterapkan.

Tetapi, jika kita punya waktu untuk berbaring seharian, entah itu di kasur rumah ataupun bed rumah sakit, cobalah untuk menghitung-hitung nikmat yang sudah diberikan Tuhan sebelum kita sakit.

Niscaya kita akan termenung sendiri dan bahkan mensyukuri keadaan sakit kita sebagai suatu anugerah.

Jadi, sakit merupakan proses menuju sehat. Karena, darinya kita mendapat petunjuk hidup sehat sekaligus mensyukuri kesehatan sebagai anugerah tak ternilai. πŸ˜‡πŸ™
Q: Terima kasih Dokter, sudah mengingatkan nikmat2 yang sering terlupakan. πŸ™
A: Sami2. πŸ™
R: Bagaimana caranya ya Dok, agar konsisten bermindset hidup sehat, sedangkan b*k godaan dr luar?
A: Well, kalau kita mau jujur terhadap diri sendiri, sebenarnya tidak ada istilah *godaan dari luar*. Yang ada hanyalah motivasi. Izinkan saya memberikan ilustrasi sebagai berikut:

Suatu ketika saya melakukan perjalanan ke kota Cirebon. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, saya sudah mencicipi 7 macam jenis kuliner kota tersebut. Saya betul-betul terkejut ketika teman saya yang asli orang Cirebon malah belum pernah mencicipi makanan2 tersebut sama sekali!

Mengapa bisa demikian?

Karena, saya sebagai pendatang baru memang memiliki *motivasi* untuk mencicipi makanan sebanyak-banyaknya mumpung sedang berada di kota tersebut. Sebelum berangkat saya sudah searching di google mengenai kuliner khas kota Cirebon dan menyusun rencana untuk menikmatinya.

Sedangkan teman saya, yang memang berniat menjalankan pola hidup sehat bahkan tidak memandangnya sebagai godaan. Dia hidup tanpa merasakan kebutuhan untuk makan makanan tersebut.

Ada 2 jenis orang: yang digerakkan oleh motivasi internal dan motivasi eksternal. Sekali waktu, merenunglah. Tanyakan secara jujur dalam diri: termasuk yang manakah saya?

Umumnya kita cenderung berganti-ganti antara motivasi internal dan eksternal, tergantung kebutuhan. Tipe motivasi eksternal biasanya membutuhkan bantuan orang lain (coach, anggota keluarga, komunitas) agar konsisten memiliki mindset hidup sehat.

Sedangkan tipe motivasi internal membutuhkan ilmu dan wawasan yang luas. Ketika motivasi kita untuk hidup sehat berkurang, otomatis hal-hal tidak baik yang sebenarnya *melintas di dalam benak kita sendiri* akan terasa sebagai 'godaan dari luar'. πŸ˜ŠπŸ™

Q: Selamat malam Dokter Eka πŸ‘
Bagaimana melawan/mengabaikan kondisi sakit itu sebagai korban.
Untuk mencegah play victim .
Karena tidak sedikit diluaran sana,penyandang autoimun memposisikan diri mereka over protektif,seperti limited edtition
A: Kita harus proporsional. Artinya, ketika sakit ya memang harus beristirahat dengan baik agar tidak muncul komplikasi sekaligus mempercepat tercapainya remisi. Mental korban muncul jika terpenuhi kondisi sebagai berikut:

1. Lebih menghendaki perhatian (craving attentions) dibandingkan istirahat yang baik.
2. Menarik keuntungan baik secara materiil maupun immateriil dari kondisi sakitnya.

Nah, untuk mencegahnya ada beberapa tips:

1. Memiliki visi/impian/cita-cita yang besar.
ODAI dengan cita-cita yang besar jauh dari mental korban. Karena cita2nya lebih besar daripada penyakitnya, sehingga dapat bersikap proporsional dan lebih berfokus pada mengejar kesembuhan daripada menikmati perasaan sebagai korban autoimun.

2. Rajin bersyukur.
Jika kita mengenal seseorang yang memiliki mentalitas korban, sering-seringlah mengajak mereka untuk rajin bersyukur. Mentalitas korban utamanya diawali dari kebiasaan mengeluh. Dengan mengubah keluhan menjadi kesyukuran akan mencegah mentalitas korban.

3. Senang berbagi.
Sebaliknya, lawan dari mentalitas korban adalah mentalitas keberlimpahan. Yakni yakin bahwa semua yang bisa Tuhan berikan kepada kita sudah dan akan diberikan. Artinya kita tidak pernah khawatir sedikit pun akan mengalami kekurangan dalam bentuk apa pun. Berbagi harta benda, senyum, tawa, nasihat, semangat, dan apa pun yang kita miliki, akan menyembuhkan penyakit di hati, termasuk haus akan perhatian serta nikmat mengeluh.

Berbagi kebaikan adalah obat mujarab. πŸ‘

A: Dua2nya pertanyaan menarik. Saya jawab nanti ya sekitar jam 9 ya... Saya izin pulang dulu. πŸ˜¬πŸ™Bagaimana caranya ya Dok, agar konsisten bermindset hidup sehat, sedangkan b*k godaan dr luar?
A: Well, kalau kita mau jujur terhadap diri sendiri, sebenarnya tidak ada istilah *godaan dari luar*. Yang ada hanyalah motivasi. Izinkan saya memberikan ilustrasi sebagai berikut:

Suatu ketika saya melakukan perjalanan ke kota Cirebon. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, saya sudah mencicipi 7 macam jenis kuliner kota tersebut. Saya betul-betul terkejut ketika teman saya yang asli orang Cirebon malah belum pernah mencicipi makanan2 tersebut sama sekali!

Mengapa bisa demikian?

Karena, saya sebagai pendatang baru memang memiliki *motivasi* untuk mencicipi makanan sebanyak-banyaknya mumpung sedang berada di kota tersebut. Sebelum berangkat saya sudah searching di google mengenai kuliner khas kota Cirebon dan menyusun rencana untuk menikmatinya.

Sedangkan teman saya, yang memang berniat menjalankan pola hidup sehat bahkan tidak memandangnya sebagai godaan. Dia hidup tanpa merasakan kebutuhan untuk makan makanan tersebut.

Ada 2 jenis orang: yang digerakkan oleh motivasi internal dan motivasi eksternal. Sekali waktu, merenunglah. Tanyakan secara jujur dalam diri: termasuk yang manakah saya?

Umumnya kita cenderung berganti-ganti antara motivasi internal dan eksternal, tergantung kebutuhan. Tipe motivasi eksternal biasanya membutuhkan bantuan orang lain (coach, anggota keluarga, komunitas) agar konsisten memiliki mindset hidup sehat.

Sedangkan tipe motivasi internal membutuhkan ilmu dan wawasan yang luas. Ketika motivasi kita untuk hidup sehat berkurang, otomatis hal-hal tidak baik yang sebenarnya *melintas di dalam benak kita sendiri* akan terasa sebagai 'godaan dari luar'. πŸ˜ŠπŸ™

Q: Selamat malam Dokter Eka πŸ‘
Bagaimana melawan/mengabaikan kondisi sakit itu sebagai korban.
Untuk mencegah play victim .
Karena tidak sedikit diluaran sana,penyandang autoimun memposisikan diri mereka over protektif,seperti limited edtition
A: Kita harus proporsional. Artinya, ketika sakit ya memang harus beristirahat dengan baik agar tidak muncul komplikasi sekaligus mempercepat tercapainya remisi. Mental korban muncul jika terpenuhi kondisi sebagai berikut:

1. Lebih menghendaki perhatian (craving attentions) dibandingkan istirahat yang baik.
2. Menarik keuntungan baik secara materiil maupun immateriil dari kondisi sakitnya.

Nah, untuk mencegahnya ada beberapa tips:

1. Memiliki visi/impian/cita-cita yang besar.
ODAI dengan cita-cita yang besar jauh dari mental korban. Karena cita2nya lebih besar daripada penyakitnya, sehingga dapat bersikap proporsional dan lebih berfokus pada mengejar kesembuhan daripada menikmati perasaan sebagai korban autoimun.

2. Rajin bersyukur.
Jika kita mengenal seseorang yang memiliki mentalitas korban, sering-seringlah mengajak mereka untuk rajin bersyukur. Mentalitas korban utamanya diawali dari kebiasaan mengeluh. Dengan mengubah keluhan menjadi kesyukuran akan mencegah mentalitas korban.

3. Senang berbagi.
Sebaliknya, lawan dari mentalitas korban adalah mentalitas keberlimpahan. Yakni yakin bahwa semua yang bisa Tuhan berikan kepada kita sudah dan akan diberikan. Artinya kita tidak pernah khawatir sedikit pun akan mengalami kekurangan dalam bentuk apa pun. Berbagi harta benda, senyum, tawa, nasihat, semangat, dan apa pun yang kita miliki, akan menyembuhkan penyakit di hati, termasuk haus akan perhatian serta nikmat mengeluh.

Berbagi kebaikan adalah obat mujarab. πŸ‘

A: Dua2nya pertanyaan menarik. Saya jawab nanti ya sekitar jam 9 ya... Saya izin pulang dulu. πŸ˜¬πŸ™

Q : Dok, saya mau tanya, bagaimana mengurangi efek dari obat yang sedang dikonsumsi, jujur efek obat tersebut mempengaruhi psikis, karena perubahan pada tubuh itu benar-benar drastis dari tubuh yang semula normal
A : Selamat malam Ibu Anitya Sri
1. Kita harus mereview kembali obat-obat yang diminum. Semua obat pasti memiliki efek samping. Tugas kita adalah membandingkan antara efek terapi dan efek samping obat. Apabila efek samping obat lebih besar daripada efek terapi, maka sebaiknya dipertimbangkan ulang.
Yang berkompeten untuk melakukan review terapi adalah dokter yang merawat Ibu. Silakan berkonsultasi dengan baik. Semoga mendapat perawatan maksimal.
2. Terkadang, untuk mengurangi efek samping obat dibutuhkan obat-obatan lainnya dan ini dapat menimbulkan polifarmasi (konsumsi obat-obatan berlebih). Bila terjadi peningkatan beban psikis karena perubahan bentuk tubuh, Ibu membutuhkan dukungan moril yang kuat dari keluarga. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog/psikiater apabila dibutuhkan.
Semoga bermanfaat.

Q : Selamat malam dok. Tentang makanan, aktivitas dan perasaan, bagaimana kalau kita makan yang tidak sehat tapi perasaan kita sangat nyaman membuat kita bahagia walaupun itu nanti yang kita makan ada efeknya?
A : Selamat malam. Pertanyaan yang super!
Perasaan nyaman yang timbul saat kita makan makanan yang tidak sehat itu sifatnya sementara. Sedangkan efek buruk yang ditimbulkan bersifat jangka panjang.
Sebenarnya, ODAI punya kemampuan lebih peka daripada orang biasa dalam hal mendeteksi apa-apa saja yang masuk ke dalam tubuhnya. Orang biasa tanpa autoimun cenderung menumpuk penyakit karena tidak peka terhadap hal-hal buruk yang dikonsumsi.
Makanan yang sehat dan lezat itu seperti pasangan hidup. Kalau setia, manfaatnya untuk anak cucu juga. 'Selingkuh' dengan makanan tidak sehat nikmatnya sesaat, sesalnya berkepanjangan.
Semoga segera berjodoh dengan makanan sehat dan lezat

Q : Selamat malam dr. Widya.
Saya mba Nippy. Kadang odai yang sedang terserang nyeri atau gatal-gatal atau diare atau lemaspun mengatakan sedang flare
Mau tanya dok :
1. Kriteria flare itu bagaimana?
2. Kalau dari hasil lab untuk bisa dikatakan flare itu nilai apa yang dilihat?
A : Selamat malam mbak Nippy. Istilah flare sering digunakan untuk menggambarkan kondisi peradangan akut yang berkaitan dengan kondisi autoimun seseorang.
Contoh:
- Seseorang dengan Rheumatoid Arthritis flarenya berupa nyeri sendi akut dan bengkak.
- Seseorang dengan inflammatory bowel disease flarenya bisa berupa diare akut.
Jadi kriteria flare ditentukan oleh jenis AInya dan apakah tanda dan gejalanya berkaitan dengan AI tersebut.
2. Untuk menentukan apakah sedang flare atau tidak, sebenarnya dari kondisi klinis saja sudah cukup. Tetapi terkadang nilai lab berupa parameter peradangan (inflamasi) dapat mengalami peningkatan.

Q : Malam Dokter Widya. Saya Gita, AInya SS. Akhir-akhir ini saya merasa semakin sering tidak bisa fokus dan sering kali tidak ingat apa yang baru saja saya lakukan. Misalnya saya menulis nota. Terus saya lupa apa yang sudah saya tulis. Saya merasa belum saya tulis padahal sudah dan ini sering kali terjadi. Dan berulang-ulang. Apakah ini termasuk brain fog dok? Lalu bagaimana usaha yang harus saya lakukan supaya saya tidak terus-menerus seperti ini
A : Selamat Malam Ibu Gita. Dari cerita Ibu, bisa jadi merupakan brain fog. Ada beberapa hal yang bisa Ibu lakukan:
1. Perbaiki pola makan. Cobalah perkaya diet Ibu dengan kacang2an seperti almond. Untuk lebih spesifiknya, bisa baca postingan tentang diet AI di grup ini.
2. Olahraga teratur. Untuk ODAI tidak disarankan olahraga yang berat. Cukup senam/yoga ringan dan jalan sehat secara teratur dapat mencegah brain fog.
3. Cukup minum. Dehidrasi dapat mencetuskan brain fog.
4. Istirahat dengan baik. Kondisi kurang tidur dan kelelahan sangat mudah mengundang brain fog.
5. Meningkatkan rangsangan kognitif. Bisa dilakukan dengan membaca, bermain puzzle, mengisi TTS, atau bermain bersama keluarga.
Semoga bermanfaat.

Q : Malam dokter. Saya juga beberapa waktu ini susah mengingat sesuatu padahal itu belum lama kejadiannya, apakah itu brain fog?
Dan Sabtu lalu setelah bangun tidur tiba-tiba lemas tidak bertenaga jadi saya jatuh. Setelah itu saya bisa mencoba berdiri dan jalan kaki tiba-tiba gelap tapi tidak sampai pingsan. Kenapa ya dok?
A : Bisa jadi merupakan hipotensi postural. Beberapa orang memiliki kecenderungan mengalami hipotensi akibat perubahan posisi. Gejala yang sering dijumpai adalah lemas tak bertenaga, pusing dan pandangan gelap terutama setelah bangun tidur.
Pencegahan terutama dilakukan dengan tidak melakukan perubahan posisi mendadak, melainkan secara bertahap.
Silakan periksakan diri ke dokter ya Bu. Semoga sehat selalu.
Hanya sekadar mengecek saja apakah ada hipotensi postural atau tidak. Bisa juga gejala yang dirasakan disebabkan oleh kondisi lain.

Q : Malam dok. Saya Merry, AInya CIDP. Saya juga s**a lupa kalau berbicara dengan teman, s**a lupa apa yang mau dibicarakan perlu waktu untuk mengingatnya
A : Selamat malam Ibu Merry. Sarannya sama seperti Ibu Gita ya.
Sebagai tambahan, carilah lingkungan pertemanan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memahami kondisi AI kita. Sehingga bisa membantu mengingatkan apabila kita kelelahan dan memberikan support apabila kita malas, bosan minum obat dan kontrol ke dokter.
2. Memiliki wawasan yang luas. Mendengarkan cerita orang lain merupakan rangsang kognitif yang baik untuk meningkatkan daya konsentrasi kita dan mencegah brain fog.
3. Selera humor yang baik. Tawa yang baik dapat mengurangi stress dan meningkatkan hormon endorfin, sehingga menghilangkan rasa sakit akibat AI serta menjaga tubuh kita awet muda

Q : Malem dok, saya Adel. AInya psoriasis, SS. Kaki saya akhir-akhir ini sakit, ngilu rasanya seperti ditusuk-tusuk telapak kakinya padahal saya umurnya baru 24 tahun. Anehnya sakit ngilu kaki dan s**a lupa. Mata saya kering, katanya pengaruh dari autoimun. Kenapa ya dok bisa tiba-tiba kaki saya ngilu?
A : Selamat malam Adel. Untuk mengetahui sebabnya harus diperiksa secara langsung. Kadang-kadang psoriasis bisa menyebabkan radang sendi. Tapi bisa juga rasa ngilunya disebabkan sesuatu yang lain.
Semoga lekas membaik ya.

Q : Malam dokter Widya.
Bagaimana agar bisa lekas tidur malam? Saya sulit tidur, baru bisa tidur jam 2 pagi
Apakah berhubungan dgn hormon kortisol atau adrenalkah dok?
Bagaimana mengatasinya dan apakah ada hubungannya menjadi brain fog yang lebih parah?
A : Selamat malam.
Insomnia memang berhubungan dengan pengaturan kadar hormon dalam tubuh. Mohon maaf, untuk masalah insomnia baiknya ada kulwap khusus yang membahas ini.
Sebagai gambaran, insomnia dibagi menjadi dua, insomnia primer dan sekunder. Sampai saat ini, insomnia primer belum jelas apa penyebabnya. Sedangkan kebanyakan ODAI mengalami insomnia sekunder.
Insomnia memang menjadi mata rantai lingkaran setan untuk kasus AI. AI dapat menimbulkan insomnia, dan insomnia menyebabkan AI bertambah parah.
Mudah2an dapat kita bahas lebih lengkap lain waktu

Q : Malam dok, saya Anna. Kena CIDP dan dulu pernah kena ADEM Acute Disseminated Encephalo Myelitis. Kadang kalau saya berpikir terlalu keras, saya s**a merasa mual pening sampai akhirnya tiba-tiba tertidur kemudian tremor. Kalau makan ada sedikit saja yang aneh juga kadang s**a demikian. Kenapa ya dok?
A : Ibu Anna. ODAI memang cenderung lebih peka terhadap segala sesuatu yang dimakan, diminum, dihirup, disentuh, dirasakan, dan dipikirkan!
Artinya, kita tidak boleh sembarangan makan, minum, menghirup, menyentuh, merasakan, dan memikirkan sesuatu. Mohon diingat betul-betul: *kesehatan adalah tanggung jawab pribadi*.
Jadi ketika Ibu berpikir terlalu keras, renungkan baik baik apakah sesuatu yang Ibu pikirkan worth it untuk ditukar dengan kesehatan Ibu

Q : Selamat malam dokter. Saya Etha saya ITP. Yang saya sekarang rasakan saya sering merasa sedih dok dan saya selalu menangis kalau sedih. Apakah ada hubungannya ITP dan kejiwaan dok?
A : Selamat malam Ibu Etha. Kondisi AI dapat meningkatkan risiko depresi sampai dengan 45%. Apalagi bila ODAI tersebut terserang suatu penyakit infeksi.
Oleh sebab itu, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Cegah infeksi. Jaga hygienitas. Jangan jajan sembarangan.
2. Olahraga teratur. Dapat mengurangi risiko depresi.
Yang Ibu Etha sampaikan baru sampai pada tahap kesedihan. Belum merupakan depresi. Apabila kesedihan yang dirasakan berlarut-larut sampai 2 minggu lebih, maka dapat dikategorikan sebagai depresi.
Terkadang orang tanpa autoimun pun dapat mengalami kesedihan tanpa sebab yang jelas. Hal itu masih normal-normal saja asalkan tidak terlalu sering.
Jika Ibu merasa sedih. Menangislah. That's totally fine. Bahkan walaupun kadang sebabnya belum jelas. Tapi jika kesedihan tersebut berlarut-larut, maka sebaiknya berkonsultasi ke psikolog/psikiater.

Q : Malam dokter, saya ODAI IBD. Saya sudah bisa mencoba apa-apa yang menjadi asupan itu yang diterima oleh usus saya.
Tapi terkadang ada makanan yang tadinya toleran selama ODAi ini menjadi tiba-tiba sakit kalau saya makan.
Saya kalau bangun tidur pagi hari, kenapa badan saya seperti sakit semua, apa yang mempengaruhinya?
A : Malam Pak Puguh.
Memang healthy lifestyle setiap orang berbeda-beda. Dan terkadang healthy lifestyle yang kita jalani tahun ini tidak cocok untuk dijalani tahun depan. Satu-satunya yang konstan adalah perubahan. Hal itu terjadi karena tubuh kita beradaptasi, bahkan di tingkat seluler dan genetika.
Jadi, kita harus betul-betul mengenali tubuh kita dengan memperhatikan apa yang cocok dan tidak cocok untuknya, meskipun itu berubah-ubah dari waktu ke waktu

Q : Malam dok, bagaimana cara mengatasi brain fog? Apa ada makanan tertentu yg menjadi pencetus brain fog?
A : Selamat malam Ibu Juliati. Cara mengatasi brain fog sudah dibahas di atas ya. Makanan yang dapat mencetuskan brain fog secara umum adalah yang sebaiknya kita hindari seperti pengawet, penyedap, pewarna, pemanis.
Silakan simak materi yang sering diposting di grup ini ya

Q : Kondisi saya hari ini memang jauh lebih baik dibandingkan 2 tahun yg lalu.
Saya juga minum obat trombo aspilet karena saya juga sudah pasang stent.
Apakah ini juga mempengaruhi kondisi pencernaan saya?
A : Thrombo aspillet dapat meningkatkan kadar asam lambung dan mempengaruhi kondisi pencernaan. Namun demikian dalam kaidah medis, kita harus menimbang risk dan benefit suatu pengobatan.
Pemasangan stent arteri koroner merupakan suatu indikasi penting dari pemberian thrombo aspillet. Artinya, kita tidak boleh secara mendadak menghentikan konsumsi obat thrombo aspillet demi melindungi kondisi pencernaan.
Sebaliknya, kita harus memodifikasi diet yang sekiranya cocok dengan efek peningkatan asam lambung akibat thrombo aspillet. Untuk hal ini barangkali lebih cocok dibahas oleh pakar diet LDHS

Q : Selamat malam dokter. Saya Sandra. Beberapa waktu yang lalu saya mengalami flare mendadak. Sebelumnya saya sudah dalam kondisi remisi. Cukup bikin shock karena justru flare muncul disaat saya merasa saya bisa mengatasi AI saya. Ada saat dimana saya merasa takut karena tidak bisa menduga kapan serangan muncul. Walaupun sekarang saya sudah mulai pulih dan mencoba menganalisa gaya hidup saya sebelum flare. Yang saya mau tanyakan, adakah saran bagaimana agar pada saat kita remisi kita tidak terlena dengan kondisi fit kita?
A : Selamat malam Ibu Sandra.
Kita perlu berpikir secara statistik. Coba Ibu catat mulai dari pertama kali diagnosis ditegakkan sampai sekarang, berapa frekuensi Ibu mengalami flare?
Kita ambil contoh misalnya 4 kali setahun atau sama dengan sekali tiap 3 bulan. Maka, bila Ibu merasa sehat/fit selama 2 bulan, bolehlah Ibu bersikap waspada pada bulan ketiga sehingga tidak mudah terlena.
Semoga bermanfaat.

Q : Hampir sama dengan mbak Sandra. Saya juga dalam keadaan remisi yang cukup lama, kondisi fisik jiwa saya dalam keadaan baik menurut saya, tiba-tiba saya terkena neuritis optic, panik takut iya karena saya blm pernah terkena itu, pertanyaan saya kenapa dalam kondisi yang baikpun AI dapat menyerang?
A : Betul sekali Ibu. Dalam dunia medis, ada banyak hal yang tiba-tiba datang menyerang tanpa penjelasan yang memadai. Kondisi autoimmune adalah salah satu contohnya.
Secara umum, kita tahu bahwa AI dipengaruhi faktor genetika dan lingkungan. Secara spesifik, kita belum mampu mengungkapkan faktor genetika dan lingkungan seperti apa yang menjadi pencetusnya.
Kalau kita sudah berusaha maksimal menjaga gaya hidup sehat dan masih terkena AI, tentunya Tuhan menginginkan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Q : Mohon ijin bertanya. Beda brainfog dengan pelupa karena umur apa ya dok? Usia saya hampir 29 tahun. Saat ini saya merasa susah mengingat sesuatu, apakah karena brainfog atau memang karena umur?
A : Usia 29 tahun tidak lazim mengalami kelupaan. Tetapi harus diketahui juga lupa yang jenisnya bagaimana. Apakah lupa ingatan jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.
Dari sisi usia, tampaknya brain fog lebih masuk akal dibandingkan sebab yang lain. Cobalah singkirkan brain fog terlebih dahulu dengan:
1. Perbaiki diet
2. Cukup minum
3. Cukup istirahat
4. Olahraga teratur
5. Latihan kognitif
Latihan kognitif bisa dengan permainan otak seperti TTS, catur, puzzle, dan sejenisnya.
Semoga bermanfaat.

Q : Saya Okta, didiagnosa AI hashimoto setelah operasi sub tiroidektomi total, tapi sebelum dan sesudah operasi saya tidak pernah merasakan keluhan apapun, saya bingung dok membedakan kapan saya sedang flare atau remisi sampai saat ini.
Dan untuk memilih makanan yang harus dihindari sampai saat ini hanya intoleran glucosa saja. Jadi bingung memilih mana yang sensitif dan tidak dengan tubuh saya dok
A : Dalam ilmu logika dan deduksi, ada yang disebut Occam's razor: "seringkali, penjelasan yang paling mendekati kebenaran adalah yang paling sederhana".
Bisa jadi memang toleransi Ibu lebih tinggi dibandingkan ODAI lainnya. Tidak mengapa. Tetaplah berpegangan pada panduan makan yang sehat. Semoga tetap merasakan manfaatnya

Q : Selamat malam dok, mengapa yang ada di pikiran saya selalu "autoimun" ? Itu seperti tertanam di otak saya, sehingga sulit sekali dihilangkan. Apakah dengan kondisi pemikiran seperti itu menunjukan bahwa saya sudah terjebak mentalitas?
Mungkin hanya ketika tidur saja hilangnya
Namun saya tidak ingin diperlakukan istimewa, hanya ingin dimaklumi aja
Kondisi saya sekarang sedang brain fog
A : Ciri-ciri orang yang terjebak mentalitas korban adalah:
1. Lebih menginginkan perhatian daripada kesehatan yang baik
2. Memanfaatkan sakitnya untuk keuntungan pribadi
3. Senantiasa mengeluh tentang kondisi yang dialami.
Kalau tidak ciri-ciri di atas, belum termasuk mentalitas korban. Semoga kita dihindarkan dari yang demikian ya

Q : Malam dokter Widya. Saya ingin bertanya tentang meditasi. Metode meditasi apa yang paling baik dilakukan ODAI?
A : Yang kita harapkan sebagai efek dari meditasi adalah:
1. Pelepasan frustasi
2. Pengaturan napas yang baik
3. Ketenangan pikiran
4. Kesegaran jasmani rohani
Metode manapun yang membawa kita pada keempat kondisi di atas adalah baik.

Q : Selamat malam dokter. Karena tahu tidak bisa sembuh kadang merasa frustasi walau tetap jaga kesehatan dengan mengatur makanan, istirahat dan aktivitas. Namun yang paling sulit adalah perasaan. Apakah ada cara mengelola perasaan? Apalagi ketika di kantor. Tapi kalau tidak kerja juga perasaan tidak enak seperti tidak punya tantangan. Dulu kalau tidak sibuk seperti tidak hidup, sekarang mengatur aktivitas tapi jadi melempem tidak bergairah.
Bagaimana kita tahu stress yang kita alami sudah berlebihan karena kadang kita merasa kuat tahu-tahu sudah berlebihan stressnya sehingga kita jadi flare
A : IMHO, mengelola perasaan adalah sebuah seni. Kuncinya ada pada *keseimbangan*. Kalau kita perhatikan, justru ODAI teladan malah kesibukannya luar biasa, tapi tetap disiplin dalam menjaga kesehatannya.
Sepertinya Ibu memang yang terbiasa sibuk. Tidak mengapa jika ingin melanjutkan kesibukan Ibu. Sekali lagi, kuncinya adalah: harus seimbang. Kalau kita ikhlas menerima kondisi AI kita, maka ketika waktunya istirahat kita dapat beristirahat dengan tenang
Sampai saat ini, yang namanya 'perasaan' masih merupakan sesuatu yang misterius. Dengan pengetahuan neurosains, kita tahu bahwa perasaan dipengaruhi oleh:
1. Cara kerja otak kita melalui cetusan atau impuls elektrik di daerah-daerah tertentu.
2. Cara kerja hormon-hormon tertentu yang berfluktuasi secara berkala.
3. Cara kerja 'brain gut' sistem saraf di saluran pencernaan kita yang juga dipengaruhi 'gut microbiome' atau flora normal (kuman baik) di usus.
Kita akan simpan untuk kulwap tersendiri ya

Q : Hai dok, apakah brain fog itu memang kondisi klinis (patologis) atau hanya β€œfrasa” saja untuk menunjukkan gejala umum? Dan apakah semua odamun mengalami brain fog?
A : Brain fog bukan istilah medis. Lebih tepat disebut frasa untuk menggambarkan kondisi ketika mengalami kelelahan mental yang mengakibatkan sulitnya konsentrasi.
Brain fog tidak selalu dialami ODAI. Terkadang yang bukan ODAI pun juga mengalami brain fog.

Q : Kalau saya tiap malam buat tulisan positif tapi kalau ada masalah kadang perasaan jadi sungguhan, bagaimana cara mengendalikan yang seperti itu dok?
A : Salam Ibu Yuni.
Ibu tidak sendiri
Kita semua akan tiba pada titik jenuh. Bosan. Rasanya ingin menyerah.
Jangan. Jangan menyerah. Berserah boleh, tetapi jangan menyerah. Berserah artinya menyerahkan urusan kepada Yang Maha Kuasa dan membolak-balikkan hati. Mohonlah agar Dia memberikan kita petunjuk serta kekuatan untuk istiqomah dan konsisten menjalani apa yang terbaik untuk diri kita.
Menyerah artinya kita sudah tidak peduli lagi dengan apapun yang terjadi pada diri kita. Terdapat perbedaan besar antara berserah dan menyerah. Kalau Ibu bosan, carilah suasana baru. Ikutlah kopdar para penyintas AI. Pelajari bagaimana tips n trik dari mereka yang dapat dijadikan teladan.
Semoga mendapat pencerahan

Q : Jadi secara kedokteran, tidak ada obat untuk β€œbrain fog” ya?
A : Betul. Beberapa suplemen ditengarai dapat mengurangi brain fog. Saya pribadi lebih s**a mendisiplinkan diri menjalani pola hidup sehat.
Terkadang ada sejenis brain fog berat yang disebut dengan delirium. Delirium harus dicari tahu penyebabnya, yang paling sering adalah demam akibat infeksi kuman tertentu seperti tipus.
Pada kondisi yang berat, penyebabnya harus diatasi terlebih dahulu misalnya dengan pemberian anti demam dan antibiotik.

Q : Salam dr. Widya
Sebagai Odai saya berusaha ridho dengan keadaan kesehatan yg off on.
Saya menghadapinya menghayatinya sebagai periode dalam kehidupan saya.Tapi kadang juga jenuh minum obat dan Vit, aktivitas yg limit. Jadi kadang saya sedikit murung, sedih padahal kemurungan tdk bagus.
Tapi terlalu over confidence beraktivitas juga tidak kuat jadi flare. Akhirnya saya bingung harus bagaimana.
Kadang orang lainpun tidak tahu kita sedang sakit.
Dan kitapun tidak mau terlalu banyak memberi informasi
A : Setiap orang pasti mengalami stress. Dan setiap memiliki ambang batas stressnya sendiri-sendiri. Bila ambang batas tersebut terlampaui, hormon di tubuh kita kacau dan dapat menimbulkan masalah yang mengganggu kesehatan.
Nah, kemungkinan Ibu mengalami kesulitan dalam mengenali ambang batas tersebut. Mungkin Ibu butuh lebih terbuka dengan orang lain, terutama yang menyayangi kita. Terkadang kita ingin tampil kuat di hadapan mereka, padahal mereka sudah mengingatkan agar kita tidak terlampau stress.
Cobalah berkomunikasi dengan orang terdekat ya Bu. Semoga membantu

Q : Sekarang saya sudah melahirkan.
Bayi saya umur 4 bulan.
Sy ingin bertanya, mengapa semenjak saya hamil kondisi saya malah relaps.
Keluhan yang sebelumnya sudah hilang timbul lagi dan dokter malah menyarankan untuk terapi cyclo
Apa nanti ketika terapi cyclo masih boleh menyusui?
A : Mohon ijin memastikan, apakah yang dimaksud cyclophosphamide?

Q : Selamat malam dok, salah satu anggota di group ini baru saja didiagnosa *vitiligo* baik ibu maupun anak tersebut yang mana masih duduk di kelas 3 SD. Shock mendengar vonis dokter yang mendiagnosa AI tersebut. Sekarang bagaimana cara yang tepat atau kiat-kiat apa yang bisa membuat ibu dan anak tersebut dalam zona aman kembali tenang dan bisa menerima hal tersebut?
A : Selamat malam. Vitiligo dapat mengganggu penampilan dan dapat mempengaruhi kondisi psikologis. Penanganan vitiligo dapat berupa :
1. Pendampingan psikologis.
Pasien vitiligo memerlukan bantuan untuk memahami bahwa _it's okay to have vitiligo_. Untuk anak SD, bila dibutuhkan bisa mengundang ahli kesehatan/promkes (promosi kesehatan) untuk mengenalkan anak-anak pada vitiligo agar teman-temannya tidak kaget dengan perubahan anak dengan vitiligo tersebut.
2. Memperlambat progresi penyakit.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menghambat destruksi melanosit (sel-sel penghasil pigmen warna kulit), salah satunya dengan proteksi terhadap sinar matahari.
3. Terapi fototerapi, laser terapi, dan terapi bedah dapat dilakukan. Namun perlu diingat bahwa efek terapi berbeda-beda terhadap individu. Sehingga tingkat keberhasilannya juga berbeda-beda.
Seseorang dengan vitiligo sejak masa kanak-kanak sebaiknya juga aware terhadap kemungkinan adanya AI lainnya seperti thyroiditis Hashimoto, Grave's disease, Addison, DM tipe1.
Semoga bermanfaat.

Q : Jadi sebaiknya diperiksakan ke dokter anak, ke dokter imun atau kemana sebaiknya untuk perawatan selanjutnya dok?
A : Nah, ini pertanyaan menarik.
Kita memang sedang menggodok untuk masalah alur rujukan.
Kalau menggunakan BPJS, bisa minta ke faskes pertama untuk dirujuk secara bertahap ke dokter anak dulu.
Kalau ingin langsung, bisa ke Sp.A(K)AI (Konsultan Alergi-Imunologi). Alernatif lain, bisa ke spesialis kulit. Tapi saya prefer untuk menyelidiki dulu apakah ada kondisi AI lain atau tidak.
Umumnya, mau diperiksa di manapun, apabila ada kondisi yang di luar kompetensinya, dokter akan merujuk kepada sejawat yang kompetensinya sesuai dengan kondisi pasien.

Q : Selamat malam Dokter, saya mau bertanya. "Sakit merupakan proses menuju sehat", maksudnya bagaimana Dok? Terima kasih

A: Selamat malam Bu Eni. Semua manusia pasti merasakan sakit. Bahkan seorang dokter sekalipun. Dalam menghadapi penyakit yang kita miliki, kita punya 2 sikap:

1. Menyerah kalah.

2. Belajar untuk menjadi lebih sehat lagi.

Sakit adalah petunjuk dari Tuhan mengenai apa-apa saja yang harus kita hindari agar tidak sakit lagi. Sakit juga memberi petunjuk apa-apa saja yang harus kita lakukan agar tetap sehat.

Menikmati sakit sebagai sebuah 'proses menuju sehat' jauh lebih mudah dikatakan daripada diterapkan.

Tetapi, jika kita punya waktu untuk berbaring seharian, entah itu di kasur rumah ataupun bed rumah sakit, cobalah untuk menghitung-hitung nikmat yang sudah diberikan Tuhan sebelum kita sakit.

Niscaya kita akan termenung sendiri dan bahkan mensyukuri keadaan sakit kita sebagai suatu anugerah.

Jadi, sakit merupakan proses menuju sehat. Karena, darinya kita mendapat petunjuk hidup sehat sekaligus mensyukuri kesehatan sebagai anugerah tak ternilai. πŸ˜‡πŸ™



Q: Bagaimana caranya ya Dok, agar konsisten bermindset hidup sehat, sedangkan b*k godaan dr luar?

A: Well, kalau kita mau jujur terhadap diri sendiri, sebenarnya tidak ada istilah *godaan dari luar*. Yang ada hanyalah motivasi. Izinkan saya memberikan ilustrasi sebagai berikut:

Suatu ketika saya melakukan perjalanan ke kota Cirebon. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, saya sudah mencicipi 7 macam jenis kuliner kota tersebut. Saya betul-betul terkejut ketika teman saya yang asli orang Cirebon malah belum pernah mencicipi makanan2 tersebut sama sekali!

Mengapa bisa demikian?

Karena, saya sebagai pendatang baru memang memiliki *motivasi* untuk mencicipi makanan sebanyak-banyaknya mumpung sedang berada di kota tersebut. Sebelum berangkat saya sudah searching di google mengenai kuliner khas kota Cirebon dan menyusun rencana untuk menikmatinya.

Sedangkan teman saya, yang memang berniat menjalankan pola hidup sehat bahkan tidak memandangnya sebagai godaan. Dia hidup tanpa merasakan kebutuhan untuk makan makanan tersebut.

Ada 2 jenis orang: yang digerakkan oleh motivasi internal dan motivasi eksternal. Sekali waktu, merenunglah. Tanyakan secara jujur dalam diri: termasuk yang manakah saya?

Umumnya kita cenderung berganti-ganti antara motivasi internal dan eksternal, tergantung kebutuhan. Tipe motivasi eksternal biasanya membutuhkan bantuan orang lain (coach, anggota keluarga, komunitas) agar konsisten memiliki mindset hidup sehat.

Sedangkan tipe motivasi internal membutuhkan ilmu dan wawasan yang luas. Ketika motivasi kita untuk hidup sehat berkurang, otomatis hal-hal tidak baik yang sebenarnya *melintas di dalam benak kita sendiri* akan terasa sebagai 'godaan dari luar'



Q: Selamat malam Dokter Eka πŸ‘ Bagaimana melawan/mengabaikan kondisi sakit itu sebagai korban. Untuk mencegah play victim . Karena tidak sedikit diluaran sana,penyandang autoimun memposisikan diri mereka over protektif,seperti limited edtition

A: Kita harus proporsional. Artinya, ketika sakit ya memang harus beristirahat dengan baik agar tidak muncul komplikasi sekaligus mempercepat tercapainya remisi. Mental korban muncul jika terpenuhi kondisi sebagai berikut:

1. Lebih menghendaki perhatian (craving attentions) dibandingkan istirahat yang baik.

2. Menarik keuntungan baik secara materiil maupun immateriil dari kondisi sakitnya.

Nah, untuk mencegahnya ada beberapa tips:

1. Memiliki visi/impian/cita-cita yang besar.

ODAI dengan cita-cita yang besar jauh dari mental korban. Karena cita2nya lebih besar daripada penyakitnya, sehingga dapat bersikap proporsional dan lebih berfokus pada mengejar kesembuhan daripada menikmati perasaan sebagai korban autoimun.

2. Rajin bersyukur.

Jika kita mengenal seseorang yang memiliki mentalitas korban, sering-seringlah mengajak mereka untuk rajin bersyukur. Mentalitas korban utamanya diawali dari kebiasaan mengeluh. Dengan mengubah keluhan menjadi kesyukuran akan mencegah mentalitas korban.

3. Senang berbagi.

Sebaliknya, lawan dari mentalitas korban adalah mentalitas keberlimpahan. Yakni yakin bahwa semua yang bisa Tuhan berikan kepada kita sudah dan akan diberikan. Artinya kita tidak pernah khawatir sedikit pun akan mengalami kekurangan dalam bentuk apa pun. Berbagi harta benda, senyum, tawa, nasihat, semangat, dan apa pun yang kita miliki, akan menyembuhkan penyakit di hati, termasuk haus akan perhatian serta nikmat mengeluh.

Berbagi kebaikan adalah obat mujarab.







Grup 8 LDHS, 10 Januari 2019:

Q: Ketika serangan dtg kadang kita sulit utk mngendalikan perasaan, ada rasa sedih..rasa amarah..rasa kesel bercampur menjadi 1. Bgmn mngendalikan mindset itu dlm kondisi yg baik.

A: Betul sekali. Pada masa serangan, kita butuh bantuan orang lain. Di sinilah letak pentingnya pendamping ODAI. Pendamping ODAI harus belajar untuk *bersabar*. Karena, ada saat-saat di mana secara fisik dan mental kita sedemikian rupa, sehingga kita harus memuntahkan semua rasa marah, kesal dan frustasi. Tidak mengapa. That's okay. 😊 Yang penting, kita tidak memiliki mentalitas korban. πŸ‘Œ



Q: Konsisten untuk menanamkan mindset itu bagaimana sih dok kiatnya?

A: Pertanyaan bagus! Ada beberapa kiat yang dapat kita lakukan:

1. Mengambil tanggung jawab pribadi.

Langkah pertama dan paling penting untuk bersikap konsisten adalah dengan mengambil tanggung jawab pribadi. Katakan kepada diri kita sendiri terus menerus dan berulang2:

*kesehatanku adalah tanggung jawabku sendiri!*

Aku tidak akan menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada diriku. Aku tidak akan menuntut orang lain memahami diriku. Aku menanggung risiko semua keputusan yang ku buat sendiri.

2. Memiliki teman sejati

Teman sejati adalah teman yang bisa mengingatkan kita ketika kita mulai goyah/kurang konsisten. Teman sejati selalu senang melihat kita tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik



Q: Artinya...ketika kita meluapkan semua rasa itu diperbolehkan ya dok ?? Seberapa besar pengaruh pd AI kita ketika kita bisa meluapkan itu semua.


Address

Jakarta
12820

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when SMILE with ITP posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to SMILE with ITP:

Videos

Share