Pembibitan Ikan Hias

Pembibitan Ikan Hias Budidaya ikan hias

KOMET (Carassius auratus-auratus)Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada ...
23/02/2015

KOMET (Carassius auratus-auratus)

Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.

Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja di dasar perairan.

Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.

cara mengawinkan/pemijahan ikan komet
1. Persiapan wadah pemijahan

Untukl kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan bentuk persegiu panjang. Akuarium yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.

Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang bberasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan airnya mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan dan menggangu budidaya ikan. Untuk itu perlu diendapkan. Air yang diendapkan diaerasi kuat supaya kandungan oksigen yang ada di dal;mnya bertambah. Air terserbut dimasukana kedalam akuarium dengan ketinggian 30 cm, kemudian aerasi.

Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Dalam kegiatan praktik digunakan salah satu tanaman air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes).

Substrat (Eceng gondok)

Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu disucihamakan. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan Methylin blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam akuarium.

2. Memilih induk

Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang g***d. Seleksi induk ikan komet dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :

Induk Jantan
Induk Betina

Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang ge***al akan keluar cairan berwarna putih
Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang ge***al kemerahan merahan.
Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.

3. Pemijahan
Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 1:2 nduk yang digunakan dalam praktikum yaitu dengan perbandingan 1 : 2 ( ♀ : ♂). Induk jantan satu yang merupakan ikan koi dengan berat tubuh 93, 28 gr dan induk betina sebanyak dua ekor yang merupakan ikan komet, induk betina pertama mempunyai berat tubuh 72,96 gr dan induk betina yang kedua mempunyai berat 42,97 gr. Induk ini kemudin dimasukkan dalam akuarium yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Induk dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah menempel pada enceng gondok.
4. Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur sudah melekat pada substrat induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam akuarium. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut.

Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Selain itu, perlu dilakukan perhitungan akan larva yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh larva sebanyak 5999 ekor. Larva yang baru menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).
5. Pemeliharaan Larva

Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai belajar memperoleh pakan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan pakan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko kematian benih.

Bak pendederan harus bersih dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari untuk membunuh bibit parasit. Selanjutnya tebarkan pupuk kandang berupa kotoran ayam 500 g/m². Sementara air dialirkan, pupuk diaduk-aduk hingga betul-betul larut dan pertahankan ketinggian air dalam bak sampai 30 cm. Dua hari setelah pemupukan, bibit kutu air ditanam dan dibiarkan selama 5 hari agar tumbuh dan berkembang biak. Setelah itu, larva komet dari bak penetasan siap dilepas ke dalam bak pemeliharaan.

Pemberian pakan tambahan diperlukan setelah 15 hari pemeliharaan. Memasuki pemeliharaan 15 hari kedua harus ada aliran air masuk, apalagi setelah pakan tambahan mulai diberikan. Genap diusia sebulan, anak komet mulai tampak bentuk aslinya. Badannya bulat, ekor dan kadang warna dari sebagian anak komet sudah keluar. Seleksi awal ditujukan untuk memilih ikan yang mempunyai ekor persis sama seperti ekor indukya, kemudian bentuk badan dan ukurannya. Bisa terjadi, dari hasil seleksi ini diperoleh beberapa kelompok anak komet berlainan ukuran serta kualitasnya, termasuk kelompok anak komet yang harus disingkirkan.

23/02/2015

IKAN MAS KOKI

1. Klasifikasi
Sistematika ikan mas Koki adalah :
Kelas : Osteichthyes
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Cypriniformes
Sub ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus

2. Morfologi Ikan Mas Koki
Mas Koki memiliki tubuh gendut pendek, punggung agak bongkok, sirip yang lengkap seperti sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan sirip ekor. Bentuk badan mas Koki biasanya pendek dan gempal yang menjadi salah satu ciri khas tersendiri. Dibawah ini adalah ciri-ciri calon induk mas Koki yang siap dijadikan induk:
1. Umur calon induk minimal 8 bulan, tetapi yang lebih baik berumur 1 tahun.
2. Sehat dan tidak mengalami stress.
3. Tubuhnya tidak ada luka.
4. Tidak sedang terserang penyakit atau parasit.
5. Tubuhnya normal dan tidak cacat.

3. Habitat dan Penyebarannya
Habitat Ikan Koki adalah air yang tergenang, aliran airnya lambat, dangkal , bersih dan biasanya berada didaerah sungai atau danau. Mas Koki dapat bertahan hidup pada air ber pH 6-7 dengan suhu 27-300 C, kandungan oksigen terlarut ≥ 5 ppm.

4. Jenis-Jenis Koki
Saat ini varietas koki menyusut, dari ratusan menjadi lima belas saja yang dikenal dan digemari orang. Jenis-jenis itu sebagai berikut.
a. Lion Head (Kepala Singa)
Koki jenis ini paling digandrungi hobiis dan harganya relative tinggi, tentu saja yang kualitasnya memenuhi standar kontes. Koki ini memiliki tubuh gendut dan pendek. Keindahan dan keunikannya terletak pada kepalanya yang berjambul mirip kepala singa (lion head). Selain itu, ciri khas lainnya adalah punggungnya yang bengkok dan tak bersirip. Sirip dada, perut dan ekor umumnya pendek. Hanya varian lion head slayer yang memiliki sirip ekor panjang menjuntai mirip selendang dengan warna kuning keemasan.
b. Pearl Scale (Sisik Mutiara)
Selain lion head, pearl scale (terutama yang berjambul) juga banyak dicari orang. Sisik mutiara memeang mempunyai dua jenis, yakni yang berjambul (mutiara jambul) dan tidak berjambul (mutiara pingpong atau tikus). Koki ini memiliki sisik benjol-benjol seperti mutiara (pearl), yang umumnya berwarna putih kemerahan hingga kuning emas dengan warna dasar merah atau jingga. Sebenarnya, banyak sekali ragam warnanya, tetapi yang paling langka adalah yang berwarna hitam polos.

c. Tosa (Si Ekor Rumbai)
Tosa paling mudah dijumpai di pasaran dan dikalangan pembudidaya. Strain ini sering juga disebut kokitosa. Bentuk tubuhnya membundar dengan ciri khas sirip punggung, sirip perut, dan sirip ekornya relative panjang. Bahkan jika pemeliharaan dan pertumbuhannya baik, sirip ekor ikan ini bisa melebihi panjang tubuhnya. Ketika berenang, ekornya yang panjang akan melambai-lambai mengikuti arus air.

d. Pencer (Oranda)
Koki ini sekilas mirip dengan lion head. Jambul di kepalanya berwarna merah hingga jingga. Diduga lion head merupakan perkembangan dari oranda. Yang membedakan kedua jenis ini adalah adanya sirip punggung pad oranda. Sirip dada dan sirip ekornya juga lebih panjang daripada sirip yang dimiliki lion head. Warna tubuh oranda bermacam-macam. Bentuk tubuhnya pendek dan gemuk agak membulat, berkombinasi dengan sirip-sirip yang panjang melambai-lambai.

e. Calico (Kaliko)
Ciri utama kaliko adalah kombinasi warna yang beraneka ragam. Dari jenis koki, kaliko adalah yang paling kaya akan warna. Uumnya, kombinasi warna tersebut merupakan perpaduan antara warna hitam, putih, jingga, biru, dan merah. Warna-warna terebut berpadu secara acak dan tidak beraturan. Semakin lengkap dan serasi perpaduan warnanya, harganya juga akan semakin mahal.

f. Bubble Eye (Mata Balon)
Koki ini mempunyai keunikan berupa gelembung mirip balon yang menggantung dibawah matanya. Gelembung ini akan bergoyang-goyang ketika koki berenang. Bentuk fisik hamper sama denga koki lainnya, tubuhnya montok dengan sirip ekor mekar bercabang empat.

g. Sukiyu (Pompon)
Secara umum, bentuk koki ini sama dengan jenis lion head. Ciri yang membedakannya adalah pada koki pompon terdapat jaringan seperti lumut dihidungnya, menyerupai kumis. Warna koki pompon masih sama dengan yang lain yaitu merah, putih, dan kaliko.

h. Fan Tail (Si Ekor Kipas)
Bentuk tubuh dan kepalanya memiliki kesamaan dengan koki tosa. Hanya, sirip punggung dan ekornya lebih pendek. Sirip ekornya ini menyerupai kipas sehingga disebut koki ekor kipas (Fan Tail).

i. Tosakin
Jenis ini juga hamper menyerupai koki tosa. Keistimewaannya adalah warna ekornya yang meriah menyerupai ekor burung merak.

PEMIJAHAN IKAN MAS KOKI

1. Perawatan Calon Induk
Bakalan induk yang terpilih sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis kelaminnya. Indukan koki akan siap dipijahkan setelah berumur 6-7 bulan. Selam dipisahkan, bakalan induk tersebut harus dirawat secara benar agar mendpatkan induk yang bagus. Pada dasarnya, merawat bakalan tidak jauh berbeda dengan merawat koki atau ikan hias pada umunya.
Sebelum melakukan perawatan bakalan induk, pembudidaya haru menyiapkan kolam pemisahan bakalan induk yang berukuran 4 x 6 m. kolam ini sebaiknya pernah dipakai dan berlumut, tetapi sebelumnya lumutnya harus dibersihkan dan dikurangi terebih dahulu. Setelah itu kolam dikeringkan dan di jemur pada panas matahari kuarang lebih selama 2-3 hari. pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit yang dapat menyerang koki selama perawatan.
Selanjutnya, air dimasukkan kedalamya. Ketinggian air dikolam ini cukup 20-30 cm. sebaiknya air yang digunakan adalah air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam agar pH dan suhunya normal. Koki sebaiknya dimasukkan kedalam kolam saat suhu air rendah, yaitu pada pagi atau sore hari. Tujuanya untuk mengurangi stress pada koki saat dipindahkan. Kenaikan atau penurunan suhu yang perlahan pada pagi atau sore hari akan memudahkan koki beradaptasi. Bakalan induk yang bisa dimasukkan kedalamnya sebanyak 50 ekor.
Jika bakalan induk adalah hasil dari kolam sendiri, pemindahannya dapat dilakukan dengan menggunakan ember plastik. Caranya,masukkan ember kedala kolam sampai bibirnya tenggelam, biarkan koki berenang keluar dengan sendirinya. Jika bakalan induk diperoleh dengan membeli dari orang lain, pemindahannya dilakukan dengan melakukan adaptasi terlebih dahulu. Caranya, masukkan kantong plastik yang berisi koki kedalam kolam, biarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit, suhu air didalam kantong plastik akan sama dengan suhu air di kolam. Kemudian, pengikat kantong plastic dapat dilepaskan dan dibiarkan koki keluar dengan lingkungan barunya. Selama melakukan perawatan, yang harus diperhatikan adalah pemberian pakan, pergantian air, penyortiran dan pencegahan timbulnya penyakit pada koki.

2. Pemberian Pakan
Setelah dilepaskan ke kolam yang baru, koki jangan langsung diberi makan. Biarkan koki tersebut mengenal lingkungan barunya terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan yang ideal adalah dua kali sehari, yaitu pada pukul 10.00 pagi dan pukul 15.00 sore. Frekuensi ini di anggap ideal karena koki adalah jenis ikan yang mencari makan pada siang hari dan pada jam-jam tersebut kandungan oksigen di air sedang tinggi sehingga memacu nafsu makan koki.

3. Penggantian Air
Penggantian air sebaiknya dilakukan satu minggu sekali dengan tetap memantau kondisi air. Jika suhu dan pH air mengalami perubahan atau air sudah tampak keruh, pergantian air harus dilakukan sebelum satu minggu. Pergantian air kolam yang terlalu sering tidak bagus untuk bakalan induk koki karena dapat melunturkan warnanya dan akan memaksa koki untuk terus beradaptasi dengan air yang baru. Namun, jika pergantian jarang dilakukan, bibit penyakit mudah muncul.

4. Penyortiran
Tindakan penyortiran dimaksudkan untuk memilih bakalan yang unggul sekaligus untuk melakukan penjarangan. Setelah satu bulan dipelihara bakalan induk koki akan mengalami pertumbuhan yang amat pesat, sehingga populasinya harus dikurangi. Tindakan penyortiran dilakukan minimal setiap bulan hingga koki berumur enam bulan dan koki siap di pijahkan.

5. Persiapan Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan berukuran 1 x 4 m. fungsinya untuk mempertemukan induk jantan dan betina yang telah siap kawin. Sebelum melakukan proses pemijahan, terlebih dahulu kolam dibersihkan dari kotoran dan lumut. Kolam dikeringkan dan dijemur di panas matahari kurang lebih 2-3 hari untuk mematikan bibit penyakit yang tertinggal didalamnya. Selain itu, penjemuran akan membuat air terasa segar dan hangat ketika dimasukkan kedalam kolam.
Air dimasukkan kedalam kolam hingga ketinggian kurang lebih 20-25 cm. pada ketinggian ini seluruh air kolam akan mendapatkan sinar matahari yang cukup sehingga suhu air tetap hangat. Setelah itu, kedalam kolam perlu dimasukkan tanaman air sebagai substrat pelekatan telur koki.

6. Persiapan Calon Induk
Setelah koki berumur 6-7 bulan, pemijahan mulai dapat dilakukan. Sebelu memijahkan koki, perhatikan cirri-ciri bakalan induk jantan dan betina. Ciri-ciri jantan yang siap memijah adalah sudah saling mengejar dan menggangu koki lainnya. Ciri lainnya adalah keluarnya cairan mani berwarna putih seperti santan atau susu dari lubang pengeluarannya. Cairan ini akan keluar jika perut koki sedikit ditekan kearah lubang pengeluaran. Keluarnya cairan ini merupakan pertanda bahwa sel kelamin koki telah matang sehingga sipa dipijahkan.
Ciri koki betina yang siap memijah adalah perutnya teras empuk dan lembek saat diraba. Jika perutnya terasa keras, berarti telur koki belum matang. Ciri lainnya, perut koki akan tampak membesar, lubang kelamin membengkak dan berwarna kemerahan, serta telur mudah keluar jika perut koki sedikit ditekan.

Seleksi induk, beberapa pertimbangan yang dipakai untuk melakukan seleksi induk adalah bentuk fisik, ukuran berat, umur, tingkat kesehatan, dan kematangan g***d. Sekalipun ikan mas Koki diperairan tropis cenderung cepat matang g***d, namun umur ideal yang layak dan produktif untuk dipijah adalah 1 tahun dan beratnya telah mencapai 100 g/ekor. Induk yang akan dipijahkan harus sehat secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh penyakit parasit.

7. Proses Pemijahan
Setelah kolam pemijahan siap digunakan dan bakalan induk dipilih, pindahkan bakalan induk kedalam kolam pemijahan. Pemindahan induk ini sebaiknya dilakukan pada sore hari karena pada malam harinya koki jantan akan mengejar-ngejar koki betina sambil sekali-sekali menyentuh bagian belakang betina. Jika kondisi demikian terjadi, itu berarti pemijahan akan terjadi. Pada pagi harinya koki betina akan membalikkan tubuhnya sembil melepaskan telur, sedangkan koki jantan segera akan melepaskan sperma untuk membuahinya. Telur koki bersifat adhesif, yaitu akan menempel dibenda lain yang telah disediakan sebagai substrat pelekatan telur. Telur yang dihasilkan satu pasang induk koki dapat mencapai 1000-2000 butir, bahkan koki tosa dan black moor dapat mencapai hingga 8000 butir. Kedua induk dapat dipijahkan kembali sekitar 20 hari kemudian.

8. Penetasan Telur
Dalam waktu 3-4 hari telur akan menetas menjadi burayak. Penetasan ini tergantung pada suhu air. Semakin hangat air, semakin cepat telur menetas. Telur yang tidak menetas, baik yang menempel disubstrat maupun yang tenggelam didasar kolam, harus segera dibuang. Telur yang tidak menetas ini dapat mengurangi pasokan oksigen didalam air dan membusuk menjadi sarang penyakit.
Sambil menunggu menetas, telur dapat dirawat seperlunya dengan mengganti air kolam. Penggantian air ini tidak dilakukan secara total, cukup separuh air kolam. Pergantian dilakukan dengan menggunakan selang plastik. Arus yang ditimbulkan oleh penambahan air baru jangan sampai mengenai telur yang menempel disubstrat karena telur akan terlepas dan tidak akan menetas. Sebelum berumur 6 hari burayak idak perlu diberi pakan karena masih mempunyai cadangan pakan dalam kantong kuning telurnya. Setelah itu barulah burayak diberi pakan kutu air.

9. Pendederan
Setelah berumur 2 minggu, benih koki di pindahkan dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Untuk satu kolam pendederan berukuran 4 x 6 m, jumlah populasi yang bisa dimasukkan sebanyak 1000 ekor koki. Dikolam pendederan, benih mulai diberi pakan cacing sutera (tubifex) yang disaring dengan saringan berdiameter 0,5 mm. pemberian cacing sutera ini berguna untuk menggemukkan dan memacu pertumbuhan koki. Stelah berumur 20 hari, sebagian benih koki sudah dapat dijual kepasar untuk dibesarkan oleh pembudidaya lain.

HAMA DAN PENYAKIT PADA KOKI

1. Hama
Hama yang sering menyerang koki diantaranya adalah cacing jarum, jamur Saprolegnia sp, kutu ikan, cacing insang, dan cacing kulit.
a. Cacing Jarum
Cacing jarum (lernea cyprinaceae) adalah parasit yang menyerang koki dengan cara menancapkan kepalanya yang berbentuk jangkar ketubuh koki, sementara tubuhnya berada diluar. Sepintas terlihat seperti jarum yang menancap ditubuh koki. Jika dilihat dengan mikroskop, dibagian ekornya terdapat dua kantong yang berisi telur. Cacing jarum biasanya masuk ke kolam bersama air yang terbawa saat memberikan pakan alami yang berasal dari perairan yang dihuni parasit ini. Perkembangbiakan dan penyebaran cacing ini akan cepat jika perairan kolam kotor dan banyak mengandung sampah organik, seperti sisa-sisa pakan koki yang tidak termakan.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika koki diserang cacing ini adalah mencabut tubuh cacing yang berada di luar tubuh koki. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan cara merendam koki didalam air yang telah dicampur dengan formalin dengan dosis 250 mg : 100 l air bersih selama 10 menit. Perendaman diulang setiap hari selama tiga hari.

b. Jamur Saprolegnia sp
Jamur saprolegnia sp. mempunyai bentuk seperti benang-benang halus seperti kapas. Jamur ini biasanya menyerang koki yang tubuhnya terluka, misalnya luka bekas gigitan cacing jarum, luka tergores koki lain, dan luka karena penanganan panen. Jamur akan berkembang dengan pesat jika perairan kolam dipenuhi dengan sampah-sampah organik dan suhunya terlalu rendah.
Tanda-tanda koki yang terserang jamur ini adalah ditubuhnya terdapat benang-benang halus seperti kapas, tubuhnya mejadi kurus, tidak mau makan, dan banyak diam di permukaan atau dasar kolam. Untuk pengobatan, koki dapat direndam dalam larutan malachite green dengan dosis 2 mg/l air bersih selam 30 menit. Pengobatan diulangi setiap hari selam 3 hari.

c. Kutu Air
Kutu air ini berada dengan kutu air untuk pakan. Kutu air ini adalah sejenis parasit yang mempunyai nama ilmiah Argulus sp. parasit ini berbentuk bulat pipih mirip kutu dengan ukuran 3-5 mm sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh mata manusia. Bagian tubuh yang sering diserang parasit ini adalah insang, kulit, dan sirip koki.
Tanda-tanda koki yang terserang penyakit ini adalah munculnya bercak-bercak merah ditubhnya serta nafsu makannya menurun sehingga tubuhnya menjadi kurus dan malas bergerak.
Pengobatan dapat dilakukan dengan mencelupkan koki kedalam larutan garam (NaCl) yang tidak beryodium 20 g/l air bersih selama 5 menit. Pemberantasan kutu ikan dapat dilakukan dengan mengeringkan kolam pemeliharaan dan menaburkan kapur agar telur dan parasit dewasa mati.

d. Cacing Incang Dan Cacing Kulit
Kedua jenis hama yang berbentuk parasit ini menyerang koki ditempat yang berbeda, tetapi biasanya menyerang secara bersama-sama. Koki yang terserang parasit ini dalam taraf akut sebaiknya segera diambil dan dibinasakan. Koki yang masih menampakan gejala belum parah dapat diobati dengan merendamnya kedalam larutan formalin 0,025 cc/l air bersih selama 1 jam. Pengobatan ini diulang setiap hari selama tiga hari. tindakan pemberantasan yang dapat dilakukan adalah mengeringkan kolam dan menaburkan kapur kedalamnya.

2 Penyakit

a. White Spot
Penyakit ini terkenal dengan sebutan penyakit bintik putih karena dipermukaan tubuh koki yang terserang tampak bertotol-totol putih. Penyebab penyakit ini adalah sejenis protozoa yang bernama Ichtyophtirius multiflis.
Gejala yang diamati jika koki terserang penyakit ini adalah sering menggesek-gesekan badannya ke dinding dan dasar kolam, malas makan, dan setelah beberapa hari akan muncul bercak-bercak putih seperti tepung ditutup insang, sirip, dan badan koki.
Pengobatan dilakukan saat protozoa penyebab melepaskan diri dari tubuh koki setelah menempel 8 hari. sebelum hari kedelapan, koki yang terserang diobati dengan cara merendamnya ke dalam Methylene blue yang telah diencerkan. Dosis 4 ml/ 4 l air bersih dan rendam koki yang sakit selam 24 jam. Ulang langkah ini sebanyak 3-5 kali setiap dua hari sekali.

b. Dropsy
Penyebab penyakit ini adalah bakteri pathogen yang bernama Aeromonas sp. bakteri ini menyerang kulit koki dan mengakibatkan kulit menjadi kesat dan berwarna gelap karena kehilangan banyak lendir. Gejala yang tampak adalah perut koki tampak membengkak dan sisik diseluruh tubuhnya menonjol keluar. Penyakit ini dapat menyerang koki bakalan ataupun dewasa.
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan kalium permanganate (KmNO4) atau PK yang telah dilarutkan didalam air bersih dengan dosis 1 gr PK/ 90 cc air bersih. Rendamkanlah koki yang sakit kedalam larutan obat selama 30 menit lakukan setiap hari secara berturut-turut selama 5 hari.

23/02/2015

Address

Perumahan Jak-Sel Kel. Cibeuteung Muara RT. 01 RW. 06 Blok S. 3 Kec. Ciseeng Bog
Jawa
16120

Telephone

08970420536

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pembibitan Ikan Hias posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category

Nearby pet stores & pet services


Other Pet Breeders in Jawa

Show All