18/04/2024
SUPER BREED โโโ
Salam satu hobi.
Perayaman penuh misteri.
Beternak dengan seni.
Beberapa ISTILAH yg ada dalam artikel ini agar tdk terjadi salah penafsiran.
: Perkawinan antara dua individu yg memiliki hubungan darah sangat dekat. Yaitu : Ibu dgn Anak, Bapak dgn Anak dan Anak vs Anak.
: Perkawinan dua individu yg memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek vs Cucu, Paman vs Keponakan, dll.
: Perkawinan antara 2 individu yg tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungan darahnya terlalu jauh.
: Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaik pada keturunannya.
FIGHT : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/tarung.
Artikel ini ditulis oleh Steven van Breemen, sesuai dgn pengalamannya beternak merpati pos di Eropa sana. Dituangkan dalam buku berjudul Course The Art of Breeding.
Meskipun hewan yg digunakan adalah merpati, tapi saya rasa bisa diterapkan pada Ayam. Mengingat kedua spesies ini banyak memiliki kesamaan.
Berikut ringkasan Steven Van Breemen dalam metode ternak yang disebut : "POPULATION GENETICS".
Tujuan metode ini adalah MEMBANGUN suatu POPULASI yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetika yang kurang lebih SAMA/HOMOGEN.
Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanya mempunyai ciri KWALITAS KARAKTER yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbeda tidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalu stabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan STOK SUPER BREEDER/PARENT STOCK unggulan yang pada akhirnya mampu memunculkan SUPER FIGHT.
Metode ini merupakan pengembangan dari teori GREGORY JOHAN MENDELL yg dimodifikasi. Aplikasinya dengan menggunakan prinsip CROSSBREED, INBREED dan LINEBREED secara sistematis dan tercatat dgn detail.
Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kaki bisa menikmati hasilnya selama 20 tahun lebihโฆ!! ๐๐๐
Teori POPULATION GENETICS hanya cocok diterapkan oleh BREEDER yang serius, konsisten dan mempunyai visi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang KWALITAS AYAM yg nantinya ingin kita hasilkan.
Berikut penerapannya di lapangan :
Tahapan ternak berdasar teori ini :
1. CROSS breed I -----> 2. INbreed -----> 3. LINE breed -----> 4. CROSS breed II
1. CROSSBREED I
Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal/MERENCANAKAN dulu. BERENCANA tentang seperti apa typical karakter ayam TERBAIK yang kita idam2kan.
Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam JAWARA yang ada.
Ayam juara belum tentu SEMPURNA.
Maka KHAYALAN kita harus jauh LEBIH bagus dari SEKEDAR JUARA. Agak idealis kelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapun sulitnya.
Untuk CROSS breed I, carilah pasangan INDUKAN sesuai dgn kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam typikal kerjanya.
Misalkan ingin punya ayam dgn PUKUL KERAS maka carilah ayam JAWARA yg tipikal kerjanya pukul keras. Kemudian cari juga pasangan BETINA yg keturunan ayam pukul keras.
Hasil dari CROSS breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dgn karakter pukul keras secara merata pada anakannya.
CROSS breed 1 ini dianggap tahap yg paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasil anakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breeding selanjutnya (inbreed), dan menghindari SET BACK yg bisa membuang waktu percuma.
2. INBREED :
Tujuan inbreed adlh mencetak breeder (parental stock) yg menyatukan sifat2 POSITIF yg dimiliki agar lebih kuat daya turun ke anaknya (DOMINAN).
Hasil inilah yg disebut 'investasi', modal dasar dan aset ternakan kita yg sangat berharga. Anakan hasil inbreed, biasanya tidak memiliki โvitalitasโ. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/
staminanya loyo. Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikan fighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi petarung. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapat diperbaiki melalui tahapan berikutnya.
3. LINEBREED :
Setelah dapat 'modal' dari inbreed, diperkuat lagi dgn line breed. Bila dipasangkan (misalnya) dgn paman yg punya pukul keras, hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dgn karakter pukul sempurna yg sangat dominan. Mungkin inilah yg dimaksud oleh Steven sebagai 'SUPERBREED'. Yaitu ayam yg memiliki daya turun breeding yg KUAT/DOMINAN thdp anak2nya.
4. CROSBREED 2 :
Super breed ini boleh dicoba utk disilang dgn ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utk menambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalau di cross dgn ayam lain yg pukul keras, hasilnya pasti ayam dgn pukulan sempurna. Kalau di cross dgn ayam yg sifatnya agak berbeda, -teknik bagus misalnya- maka pukul kerasnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayam dgn tipikal pukul keras dan teknik bagus. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai โSUPER FIGHTER.
Beberapa prinsip yg harus dipahami :
1. Tujuan utama teori population genetics adalah untuk melestarikan karakter/sifat-sifat unggul dari INDUKAN (untuk mudahnya kita pake saja istilah "Geno-Type") , BUKAN mempertahankan ciri-ciri FISIK (Feno-Type). Dgn kata lain, tujuan teori ini adlh menciptakan SUPER BREEDERโ.
2. INBREEDING pada prinsipnya adalah upaya menggabungkan sifat-sifat/ karakter 2 individu yang berbeda, baik karakter yang positif maupun negatif. (Ingat, TIDAK ada ayam yg SEMPURNA).
Oleh karenanya rumus inbreeding adalah "THE BEST vs THE BEST". Mr. Breemen memakai istilah SUPER BREEDER vs SUPER BREEDER.
Yang kedua, super breeder harus mempunyai karakteristik yg dapat mendukung "KHAYALAN/KEINGINAN/PERENCANAAN kualitas ayam yg ingin dihasilkan dari ternak kita. Misalnya kalau kita menghayalkan bahwa hasil ternakan kita harus teknik bagus, maka cari indukan yg teknik bagus. Kalau sekarang belum memiliki atau belum mampu memiliki indukan yg "ideal", menurut saya tidak perlu khawatir karena kualitas indukan dapat diperbaiki melalui cross-breeding.
Mungkin ada yg bertanya, kalau kita sudah punya "SUPER BREEDER" kenapa tidak itu saja diternak dan nggak perlu repot-repot pake teori population genetics??
jawab : Kalau tujuan kita ternak hanya jangka pendek memang teori population genetics tidak perlu, tapi seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan kita adalah JANGKA PANJANG. Perlu diingat bahwa SUPER BREEDER yg kita punya suatu saat akan MATI, MANDUL, atau SAKIT. Kalau ini terjadi maka kita kehilangan MODAL/ASET TERNAK. Itu sebabnya banyak peternak besar yg GAGAL mempertahankan standard kualitasnya dan terus menurun. Dan banyak ayam2 juara yg TERPUTUS generasinya.
3. CROSSbreeding yg pertama adalah pada saat awal memulai ternak dimana indukan berasal dari dua DARAH (strain) yg berbeda sedangkan cross-breeding yg kedua dilakukan dengan dua tujuan, yaitu apabila kita ingin memproduksi PETARUNG dan untuk memperbaiki KWALITAS darah yg sudah ada (menambahkan ELEMEN BARU atau "ADDITIVE CHARATERISTICS" yg sudah ada).
4. Aplikasi TEORI population genetics menuntut adanya sistem SELEKSI yg ekstra ketat. Beberapa waktu yg lalu ada pendapat yg mengatakan untuk bisa memakai sistem inbreeding, maka kita harus menjadi ahli "MEMBUNUH". Istilah ini sebenarnya hanya untuk memberikan tekanan bahwa anakan yg akan melanjutkan generasi indukan harus diseleksi secara ketat, pilihlah yg TERBAIK.
Pilih anak betina yg mirip bapaknya dan anak jantan yg mirip ibunya. Yang perlu dipahami, pengertian "mirip" disini bukan mirip secara fisik, tapi yg lebih penting adalah KARAKTERnya (tetapi kalau secara fisik juga mirip ya tidak apa-apa). Di sini lagi-lagi diperlukan "feeling" dan keahlian dalam melakukan seleksi. Agar kita bisa melakukan seleksi, misalnya untuk mengambil 1 pasang pada setiap generasi kita tetaskan 3 X, lalu dari situ dilakukan seleksi untuk menentukan 1 pasang yg akan melanjutkan KARAKTER MOYANGnya (ancestors). Semakin banyak pilihan yg akan diseleksi, akan semakin bagus.
5. Hasil INBREEDING selalu ditandai dengan ciri-ciri kehilangan vitalitas (ayam hasil inbreeding menunjukkan gejala penurunan vitalitas). Prof. Anker bahkan menegaskan bahwa semakin besar hilangnya vitalitas pada ayam hasil in-breeding berarti effek dari inbreeding itu lebih bagus ( ๏ฟผ ๏ฟผ ).
Ayam hasil inbreeding tidak cocok untuk tarung, tapi hanya cocok untuk menjadi indukan (orang eropa biasanya beli burung bukan untuk dimainkan tapi untuk breeding). Turunannya nanti yang dimainkan.
Vitalitas yang hilang itu akan didapatkan kembali apabila hasil inbreeding di-cross dengan ayam lain. Inbreeding dimaksudkan untuk membangun sifat-sifat yang akan selalu diturunkan kepada turunannya (offspring), sedangkan cross-breeding untuk MENAMBAHKAN sifat-sifat/ karakter yang sudah ada seperti menambah vitalitas, karakter dan kekuatan.
Dengan in-breeding kita bisa memperbaiki kualitas yang jelek. In-breeding adalah pengurangan variasi atau keragaman. Semakin banyak/sering suatu darah tertentu (strain) dilakukan in-breed maka turunannya akan mirip satu sama lain.
Menjodohkan bapak dan anaknya yg cewek atau ibu dengan anaknya yg cowok lebih efektif hasilnya dari pada menjodohkan kakak dengan adiknya (meskipun sama-sama in-breeding tapi sepertinya dampaknya berbeda).
Semoga Bermanfaat