11/03/2020
ZAT ANTINUTRISI PADA PAKAN TERNAK
Di dalam bahan pakan terdapat suatu zat yang dapat menggangu kesehatan ternak bahkan dapat mematikan. Zat tersebut disebut anti kualitas atau disebut juga anti nutrien.
Secara umum anti kualitas atau anti nutrient pakan dapat dibagi menjadi:
1. Zat glukosida,
2. Zat alkaloid,
3. Asam-asam,
4. Asam amino,
5. Protein,
1. Zat glukosida
Peracun berupa glikosida yang mengandung HCN (asam prusi) mempunyai beberapa contoh antara lain: Phaseolunatin, terdapat pada Phaseolus lunatus (koro), Monocrotalin, terdapat pada crotalaria (orok-orok), Dhurrin, terdapat pada sorghum dan cynodon, Linamarin dan Cyanogenic glycoside adalah senyawa yang apabila diperlakukan asam dan diikuti dengan hidrolisis oleh enzim tertentu akan melepaskan hydrogen cyanida (HCN). Cyanoglycosida terdapat lebih dari 2000 spesies tanaman. singkong (cassava).Kaliandra (Calliandra calothrysus) mempunyai senyawa pengikat protein yang juga tergolong zat anti nutrisi yaitu tannin dalam konsentrasi yang cukup besar dan molekul alkaloid yang belum dapat diidentifikasi.
Legume (Acacia Spp) mengandung zat anti nutrisi berupa tannin yaitu senyawa phenolic yang larut dalam air. Secara kimia tannin sangat komplek dan biasanya dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable tannin dan condensed tannin. Hydrolizable tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan terdapat di beberapa legume tropika seperti Acacia Spp. Sebagian besar biji legume mengandung tannin terkondensasi terutama pada testanya. Warna testa makin gelap menandakan kandungan tannin makain tinggi. Kandungan tannin pada varietas sorgum tannin tinggi sebesar 2,7 dan 10,2 % catechin equivalent. Kandungan tannin sorgum sering dihubungkan dengan warna kulit luar yang gelap. Peranan tannin pada tanaman yaitu untuk melindungi biji dari predator burung, melindungi perkecambahan setelah panen, melindungi dari jamur dan cuaca. Sorgum bertannin tinggi bila digunakan pada ternak akan memperlihatkan penurunan kecepatan pertumbuhan dan menurunkan efisiensi ransum pada broiler, menurunkan produksi telur pada layer dan meningkatnya kejadian leg abnormalitas.
2. Zat alkaloida
Zat anti nutrisi alkaloida antara lain yaitu Hypericin, terdapat pada rumput bebe (Brachiaria brizantha), alfalfa (Medicago sativa), Hepatoxin, terdapat pada Panicum dan Solanine terdapat pada kentang. Anti nutrisi yang bersifat toksin terdapat juga pada gamal (Gliricidia maculate). Gamal mempunyai kandungan zat racun yang pertama adalah dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan dapat mengganggu serta menggumpalkan darah. Dicoumerol diperkirakan merupakan hasil konversi dari coumarin yang disebabkan oleh bakteri ketika terjadi fermentasi. Senyawa racun yang kedua adalah HCN (Hydro Cyanic Acid), sering disebut juga Prussic Acid, Asam Prusik atau Asam Sianida. Meskipun kandungan HCN dalam Gamal tergolong rendah, 4mg/kg. Zat lain yaitu Nitrat (NO3). Sebetulnya nitrat itu sendiri tidak beracun terhadap ternak, tapi pada jumlah yang banyak dapat menyebabkan penyakit yang disebut keracunan nitrat (nitrate poisoning). Nitrate yang secara alamiah terdapat pada tanaman di rubah menjadi nitrit oleh proses pencernaan, pada gilirannya nitrit dikonversi menjadi amonia.
Saponin pada Kacang tanah (Arachus hypogea) Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan ternak seperti alfalfa, bunga matahari dan kacang tanah. Saponin mempunyai karakteristik yaitu rasa pahit, sifat iritasi mucosal, sifat penyabunan, dan sifat hemolitik serta sifat membentuk komplek dengan asam empedu dan kolesterol. Saponin mempunyai efek menurunkan konsumsi ransum karena rasa pahit dan terjadinya iritasi pada oral mucosa dan saluran pencernaan. Pada anak ayam yang diberi 0,9 % triterpenoid saponin bisa menurunkan konsumsi ransum,menurunkan pertambahan berat badan,menurunkan kecernaan lemak,meningkatkan ekskresi cholesterol dan menurunkan absorpsi vitamin A dan D.
3. Asam-asam
Asam phytat dan asam oxalate merupakan anti kualitas berupa asam. Protease inhibitor pada asam phytat merupakan senyawa yang bisa menghambat trypsin dan chymotripsin. Contoh: kedelai. Asam oxalat merupakan iritan penyebab distress, terdapat pada: rumput setaria (Staria sphacelata), Rumput raja (Pennisetum hybrida) dan Jerami padi. Asam oxalat dengan mineral akan membentuk garam yang sukar larut yaitu Calsiumoxalat, sehingga dapat menyebabkan ternak kekurangan Ca, sedangkan bentuk garam yang lain (Naoxalat dan Koxalat) mudah larut.
Kandungan asam oxsalat dapat dikurangi dengan jalan dibuat silage.
4. Asam amino
Asam amino non esesial berupa mimosin atau leucaenine terdapat pada lamtoro (Leucaena leucocephala). Daun lamtoro (Leucaena leucocephala) mempunyai kandungan nutrisi yang rendah karena adanya mimosin. Lamtoro mengandung mimosin sebesar 3-5 % BK, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi lain termasuk protease inhibitor, tannin dan galactomannan. Karena adanya mimosin ini penggunaan lamtoro dalam ransum non ruminansia sebesar 5-10 % tanpa menimbulkan gejala toxicosis. Efek yang merugikan dari mimosin, yaitu menurunkan pertumbuhan dan menurunkan produksi telur. Rumus bangun leucaenine mirip dengan AA-tyrosin. Tyrosin membentuk hormon thyroxin yang mempengaruhi metabolisme sel, mitosis sel terutama sel rambut. Apabila konsentrasi mimosin dalam tubuh tinggi maka pembelahan sel terhambat, akibatnya molekul tyrosin (kematian sel) terjadi kerontokan bulu atau rambut (alopaecia). Mikroorganisme rumen dapat menetralkan efek mimosine menjadi tak beracun dengan jalan dilayukan atau dijemur pada sinar matahari.
5. Protein
Zat anti nutrisi berupa protein biasanya terdapat dalam bahan pakan dalam bentuk enzim, contoh: urease dalam kedele mentah dan thiaminase pada ikan mentah. Adanya enzim urease akan mempercepat penguraian urea. Thiaminase akan merusak atau menghirolisis thiamine.
Secara khusus zat-zat antinutrisi yang dapat membahayakan dan mengganggu kesehatan ternak di antaranya adalah asam sianida, asam sitrat, asam oksalat, gosipol, mimosin, coumarin, alfatoksin,alkaloid, dan tannin.
1. Asam sianida (HCN)
Asam sianida umumnya terdapat pada rumput budi daya, misalnya rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, dan rumput brachiaria. Selain itu, asam sianida juga terdapat pada tanaman leguminosa, seperti gamal dan tanaman pangan, misalnya daun singkong. Secara umum keracunan HCN pada ternak tergantung pada kadar HCN dalam pakan ternak, jumlah pakan yang dikonsumsi, dan kondisi ternaknya. Pada kandungan asam sianida yang lebih dari 500 ppm, sudah perlu diwaspadai. Level toksik HCN pada sapi dan kerbau 2,2 mg/kg bobot badan, sedangkan pada kambing dan domba 2,4 mg/kg bobot badan. Cara mengurangi pengaruh negatif HCN terhadap kesehatan ternak adalah dengan menambah unsur sulfur (S) atau vitamin B-12.
2. Asam sitrat
Asam sitrat terdapat pada hampir semua bahan pakan ternak, terutama pada bagian daun tanaman makanan ternak. Pakan ternak yang mengandung asam sitrat 2% sudah membahayakan bagi ternak. Batas toksisitas ternak ruminansia terhadap asam sitrat adalah 1 g NO3/kg bobot badan.
3. Asam oksalat
Asam oksalat banyak dijumpai di dalam tanaman, termasuk tanaman hijauan pakan ternak, terutama bagian daun. Salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung asam oksalat tinggi adalah rumputsetaria sp.
4. Gosipol
Gosipol umumnya terdapat dalam biji-bijian, seperti biji kapas dan biji kapuk. Selain itu, gosipol juga terdapat pada bagian tanaman, seperti batang, daun, benang sari, dan kulit akar. Racun gosipol dapat dihilangkan dengan jalan ekstraksi (isopropanol).
5. Mimosin
Mimosin terutama terdapat pada daun dan biji lamtoro. Pemberian lamtoro yang banyak dan terus-menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan keracunan dan gangguan kesehatan pada sapi. Pemberian lamtoro pada ternak ruminansia sebaiknya dicampur dengan rumput atau hijauan lain. Disarankan pemberian lamtoro tidak lebih dari 40% dari total ransum.6. Coumarin
Coumarin merupakan zat yang rasanya pahit dan terdapat pada tanaman, terutama bagian daun dan batang. Salah satu tanaman pakan ternak yang mengandung coumari adalah gliricidia (gamal). Coumarin dapat menjadi racun bila berubah menjadi hidroksi coumarin atau dicoumarin. Efeknya pada ternak adalah darah sukar membeku sehingga jika terjadi pendarahan dapat mengakibatkan kematian.
7. Alfatoksin
Alfatoksin terutama terdapat pada bungkil kelapa dan singkong. Zat ini dapat menimbulkan keracunan dan menurunkan produktivitas ternak. Keracunan alfatoksin dapat dihindari dengan melakukan penyimpanan pakan yang baik.
8. Alkaloid
Alkaloid merupakan karohidrat dengan sedikit unsur nitrogen. Zat ini umumnya terdapat dalam umbi-umbian. Derajat keracunannya tergantung dari macam alkaloidnya, konsentrasinya, dan ketahanan masing-masing jenis ternak. Keracunan alkaloid dapat dihindarkan dengan cara memasak bahan pakan sebelum diberikan kepada ternak.
9. Tannin
Tanin terdapat pada hijauan pakan ternak, seperti kaliandra, sorghum, umbi, dan kacang-kacangan. Tanin dapat menimbulkan penurunan palatabilitas dan penurunan pencernaan protein. Kadar tanin 0,3% dalam pakan ternak sudah dapat menimbulkan gangguan tersebut.