26/03/2023
Edukasi buat pecinta kenari
P E R S E R I A N D A L A M K E N A R I
Dalam dunia kenari saat ini banyak terjadi kesalahan dalam menyebutkan seri burung kenari. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan pemain kenari, kemalasan dalam menulis silsilah dan oknum bakul yang tidak mau repot serta cari untung saja.
Yang mau kita bahas adalah seri kenari sesuai pakem yang di akui oleh dunia kenari internasional bukan menurut HUKUM MENDEL.
JENIS-JENIS KENARI PURE BLOOD
YorkShire (YS)
Belgie Boso (BB)
Scot Fancy (SF)
Spanish Timbrado (ST)
Japanese Hoso
Gloster
Waterslager
Lancashire (coppy & plainhead)
Lizard
Frill
Norwich
Dan lain-lain (silahkan googling sendiri)
Seri yang di gunakan dalam perserian kenari Adalah Pure blood (Parental) atau Ras Murni; (F) Filial (Keturunan) F1,F2,F3, dst; (AF) Another Filial atau Anak Filial
Apa itu AF? Biasanya orang-orang kita menamai kenari yang ukurannya lebih besar dari kenari lokal dan lebih kecil dari F1. Sejujurnya spekulasi dari penamaan AF sendiri bagi saya lebih tepatnya dalam komposisi sebagai anak filial dengan garis keturunan yang putus atau tidak terskema dengan baik.
LOKAL (di Indonesia ada seri dengan sebutan lokal dimana seri ini untuk penamaan kenari silangan AF ke bawah dengan ciri yang semakin jauh dari gen ras murninya)
Penjelasan lebih detail lihat tabel di bawah ini: tabel nya di sebelah yaa boss ku 😁😁
Contoh persilangan seri:
Dalam hal ini saya menggunakan ras YS yang sangat diminati oleh pemain kenari Indonesia.
YS x YS = YSL
YS x Lokal = F1YS
YS x AF = F1YS
YS x F1YS = F2YS
YS x F2YS = F3YS
YS x F3YS = F4YS
YS x F4YS = F5YS
YS x F5YS = F6YS
F1YS x Lokal = AF
F1YS x AF = AF
F1YS x F1YS = AF
F1YS x F2YS = AF
F2YS x F3YS = AF
F3YS x F4YS = AF
F4YS x F5YS = AF
F5YS x AF = AF
F5YS x Lokal = AF
AF x AF = Lokal
AF x Lokal = Lokal
Lokal x Lokal = Lokal
Kenapa saya menggunakan YS? Karena YS merupakan ras yang banyak digemari di dunia terutama di Indonesia. Sedikit tentang YS adalah tipe kenari yang memang menonjolkan bentuk tubuh, ukuran dan keanggunan. Yorkshire dikembangkan dari hasil beberapa persilangan yaitu Lancheshire, Norwich, dan Belgian untuk menambah beberapa kualitas seperti panjang tubuh, warna dan bulu, serta bentuk dan gaya berdiri.
Seperti kita ketahui gaya berdiri Yorkshire yang berkarakter ini hingga seperti membentuk jarum jam pukul 5 lebih 7 menit jika bertengger menghadap ke kanan, kaki nya membentuk sudut seperti arah jam 5 sedangkan tubuh dan kepalanya menuju arah jam 1. Ada yang mendeskripsikan Yorkshire sebagai “sang penjaga” (the guardman) karena sikapnya yang seolah olah seperti seorang penjaga yang selalu berdiri tegap. Ada juga yang mengatakan bahwa Yorkshire sebagai “burung yang sopan / aristokrat” (gentlemen of the fancy) karena cara berdirinya yang tenang dan dingin.
SERI AF DAN LOKAL DALAM TEORI DEGRADASI SIFAT/GEN
Final Strain, Static Strain dan Degradation
Anggaplah saja kita berandai-andai seperti ini, jika yorkshire dikawinkan dengan lokal (ys x lokal) maka sebutan yang umum untuk hasil keturunannya adalah F1 ys. Kita berandai bahwa F1 ys ini mewarisi 50% sifat dari ys dan selanjutnya F2 mewarisi 70%-75% sifat ys sedangkan F4 mewarisi lebih dari 90% sifat ys. Kita akan mendapat static strain atau jenis statis jika perkawinan sesama F4 terjadi atau dengan kata lain F4 x F4. Jika F6=final strain maka dengan kata lain F6 itu bisa disebut sebagai jenis baru kenari.
Dalam perkembangannya peternak sering mengawinkan secara monohibrid yang misalnya saja F1 dikawinkan dengan F1.
Adapun keterangan untuk menanggapi hal tersebut adalah sebagai berikut :
Jika F1 x F1 maka istilah umumnya anakannya akan disebut AF dimana hereditas fenotipe dari indukannya akan berkurang menjauh dari sifat atau bentuk indukan ras murninya.
Jika AF disilangkan dengan AF maka istilah keturunannya akan disebut sebagai LOKAL dimana degradasi sifat dari indukannya akan semakin terlihat.
Apa itu AFS dan LOPER?
AFS dan LOPER (S nya adalah super) adalah penyimpangan nama seri yang sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Ini tercipta oleh karena oknum bakul/peternak yang tidak mau repot menuliskan silangannya dan mau menaikkan harga jual (Bahasa iklan pedagang biar dagangan keliatan berkualitas).
Dari mana penentuan S-nya? Apa hanya dari silangan?
Saya mau membagikan sedikit pengalaman . Saya pernah punya anakan AF dari indukkan F2YS x F4YS. Telor 3 netas semua. 3 anakan tersebut kalau liat dari silangan di bakul akan di sebut AFS. Tapia pa yang terjadi? Dari 3 anakan tersebut 1 bodynya sebesar YS dan mukanya sangat mirip YS. Yang 1 hanya sebesar F1 dan yang 1 lagi standar AF. Wow kok bisa gitu ya padahal dari indukkan yang sama dan satu sarang dan satu periode netasnya? Ya singkatnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu gizi, lolohan indukkan dan pembagian gen itu sendiri secara alamiah.
Sebenarnya gampang untuk menaikkan harga AF ataupun Lokal. Tinggal tambahkan saja silangannya (bagi peternak dan bakul yang mengetahui silnya).
Contoh:
Lokal (AF(F1YSxF2YS) x AF(F3YSxF4YS)). Bayangkan jika anda yang liat ini seri lengkap dengan silnya. Apakah tidak menjadi lebih penasaran sebesar apa Kenari seri Lokal ini? Dan pasti harga akan mengikuti kualitas anakannya.
PENUTUP
Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan di sini bahwa selama ini para peternak kenari, bakul, pemain kenari, bahkan yang mengaku pecinta kenari pun secara tidak langsung membiarkan hancurnya penamaan seri di Indonesia karena mengamini dan tidak mau capek-capek berdebat meluruskan perserian yang di rusak oleh oknum bakul dengan menambahkan S dan Per (SUPER) dalam AF dan Lokal. Dan bahkan dibuatkan tabel oleh sebuah forum dengan secara sadar mereka tau ada penyimpangan atau kesalahan disitu dengan membuat seri AFS. Ingat peribahasa “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari” dimana maksud peribahasa itu adalah sudah baikpun kita ajarkan masih bias salah dalam penerimaan dan penerapannya.
Maka dari itu saya mengajak semua peternak kenari dan terutama pencinta kenari agar terus meluruskan pemahaman yang salah dalam perserian kenari. Karena kalau bukan kita ya siapa lagi. Kasihan para pemain kenari yang baru terjun akan tersesat lebih dalam lagi karena ketidakpedulian kita.
Akhir kata saya mengutip peribahasa “Tak ada gading yang tak retak”. Saya sadar bahwa artikel saya ini juga masih jauh dari kata sempurna. Mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang salah.
Salam hormat saya,
Barometer Canary Tangerang